Sabtu, 25 Februari 2012

SEJARAH VALENTINE DAY


Mengenai apa sebenarnya yang terjadi sehingga kemudian diperingati sebagai hari valentine, para sejarawan hingga kini belum ada kesepakatan final. Bahkan terdapat banyak sekali versi tentang asal mula perayaan valentine. Namun yang paling populer adalah kisah dari Pendeta St Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajalnya pada tanggal 14 Februari 269 M sehingga pada tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari valentine.

Tradisi hari kasih sayang telah ada sebelum peristiwa wafatnya pendeta St Valentinus. Menurut kepercayaan orang-orang Romawi kuno yang menyembah dewa-dewa
, pertengahan bulan Februari dipercaya sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci dewa Zeus dan Hera.

Di Roma kuno, tanggal 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus/ dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Pada hari raya itu mereka melakukan ritual penyembahan kepada dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa. Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit kambing dan menyentuh siapapun yang mereka jumpai. Para wanita muda berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing itu akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Karena saat itu kesuburan merupakan hal yang sangat dibanggakan.

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari) dipersembahkan untuk dewi cinta bernama Juno Februata. Pada hari itu para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilahkan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya keluar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya. Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para pemuda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para gadis berebut untuk mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka akan bertambah cantik dan subur.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme/ penghormatan dewa ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain dengan mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Gregory I. Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen maka pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama St Valentines Day untuk menghormati St Valentinus yang wafat pada tanggal 14 Februari.

Tentang siapa sesungguhnya St Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Bahkan di dalam gereja katolik sendiri terjadi sengketa tentang siapa sesungguhnya St Valentinus. Menurut gereja katolik yang di tulis dalam buku "The Catholic Encyclopedia" tahun 1980 bahwa sekurangnya ada tiga nama Valentinus yang wafat pada 14 Februari. Yaitu seorang pastur di Roma, seorang uskup internamna/ modern terni, dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Seorang diantaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya St Valentinus tersebut, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi yang ada, Kaisar Claudius II yang memerintah kerajaan Roma melihat bahwa tentara yang belum menikah lebih kuat dan tabah dalam peperangan dari pada yang telah menikah yang sejak semula telah menolak untuk pergi berperang. Kaisar pun mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan bagi pemuda yang menjadi tentara. Tindakan kaisar ini ditentang oleh St Valentinus yang secara diam-diam menikahkan banyak pemuda hingga akhirnya ketahuan dan di tangkap. Di penjara dia berkenalan dengan seorang gadis yang merupakan anak dari penjaga penjara yang terserang penyakit. Dia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya. Namun Kaisar yang marah memerintahkan agar St Valentinus dihukum gantung pada tanggal 14 Februari 269 M karena dia telah menyatakan bahwa Tuhannya adalah Isa Al-Masih, St Valentinus menolak menyembah dewa-dewa orang Romawi.

Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St Valentinus. Jenazah ini kemudian diletakkan dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836.

Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari valentine, dimana peti emas di arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi di dalam gereja. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para pemuda pemudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 dengan alasan sebagai bagian dari sebuah usha gereja yang lebih luas untuk menghapus santo dan santa yang asal ulanya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena hanya berdasarkan mitos atau legenda. Namun walau demikian, misa ini sampai sekarang masih dirayakan oleh kelompok-kelompok gereja tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar