Sabtu, 29 September 2012

Sejarah helem

Asal Usul SEjarah helm/ kemunculan helm telah lahir sejak zaman Yunani kuno. Pada zaman ini helm merupakan bagian dari teknologi perang yaitu sebagai pelengkap dari baju zirah/baju besi. Melihat peranannya yang cukup penting untuk melindungi kepala penggunanya dari ancaman senjata-senjata musuh maka helm terus berkembang luas. Helm dianggap sebagai pelindung paling efektif bagi kepala dari tebasan senjata lawan, lesatan anak panah, atau bahkan bidikan peluru berkecepatan rendah (dari senapan awal seperti arquebus). Alhasil hingga zaman romawi klasik, abad pertengahan sampai akhir abad 17, keberadaan helm sebagai perlengkapan pakaian perang ini terus berkembang secara luas, baik di Eropa bahkan sampai ke Jepang.Sayangnya perkembangan senjata api sangatlah cepat. Dengan kemampuan ilmu pengetahuan manusia yang menakjubkan, maka kecepatan peluru pun semakin tinggi. Akibatnya sejak tahun 1670 penggunaan helm mulai menurun karena dianggap tidak efektif lagi untuk melindungi penggunanya. Sampai akhirnya pada abad 18, para infantri tidak ada lagi yang mengenakan helm sama sekali. Namun ternyata riwayat helm tidak berakhir sampai di situ saja. Meski kecepatan peluru sudah tak terukur lagi, ternyata akhirnya banyak kalangan yang tetap memandang keberadaan helm sebagai pelindung yang efektif. Hal itu berdasarkan pemikiran bahwa semua tergantung dari teknologinya dan kualitas bahan yang digunakan. Akhirnya pada era Napoleon, penggunaan helm kembali dikukuhkan bagi prajurit kavaleri. Nah, pada maraknya penggunaan artileri berat pada perang dunia I, helm telah mampu menunjukkan fungsinya dalam mengurangi korban akibat serpihan bom atau schrapnel. Pembuktian ini menjadikan helm kembali marak digunakan oleh militer sepanjang waktu kemudian. Sejak pecahnya perang dunia kedua hingga sekarang ini pun helm masih diwajibkan sebagai peralatan standar bagi prajurit. Sejalan dengan berkembangnya waktu dan teknologi manusia, helm terus berevolusi. Dari sisi aktivitas helm tak lagi hanya dibutuhkan untuk perang, tapi juga dikenakan untuk aktivitas-aktivitas sipil seperti olahraga, pertambangan, berkendara atau kegiatan beresiko lainnya. Dari sisi bahan, bentuk, teknologi dan modelnya, helm juga terus berubah. Sekarang ini helm banyak dibuat dari bahan yang lebih bervariasi selain besi yaitu metal atau bahan keras lainnya seperti kevlar, serat resin, atau bahkan plastik yang kuat.

Jumat, 07 September 2012

Sejarah Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro (lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 – wafat di Makassar, 8Januari 1855 pada umur 69 tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional RepublikIndonesia. Makamnya berada di Makassar. Diponegoro adalah putra sulung Hamengkubuwana III, seorang raja Mataram diYogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dari seorang garwaampeyan (selir) bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri nonpermaisuri) yang berasal dari Pacitan. Pangeran Diponegoro bernama kecil Bendoro RadenMas Ontowiryo.Menyadari kedudukannya sebagai putra seorang selir, Diponegoro menolak keinginanayahnya, Sultan Hamengkubuwana III untuk mengangkatnya menjadi raja. Beliau menolakmengingat ibunya bukanlah permaisuri. Mempunyai 3 orang istri, yaitu: Bendara Raden Ayu Antawirya, Raden Ayu Ratnaningsih, & Raden Ayu Ratnaningrum.Diponegoro lebih tertarik pada kehidupan keagamaan dan merakyat sehingga ia lebih sukatinggal di Tegalrejo tempat tinggal eyang buyut putrinya, permaisuri dari HB I Ratu AgengTegalrejo daripada di keraton. Pemberontakannya terhadap keraton dimulai sejakkepemimpinan Hamengkubuwana V (1822) dimana Diponegoro menjadi salah satu anggotaperwalian yang mendampingi Hamengkubuwana V yang baru berusia 3 tahun, sedangkanpemerintahan sehari-hari dipegang oleh Patih Danurejo bersama Residen Belanda. Caraperwalian seperti itu tidak disetujui Diponegoro. Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milikDiponegoro di desa Tegalrejo. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuanBelanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyatdengan pembebanan pajak.Sikap Diponegoro yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat simpati dandukungan rakyat. Atas saran Pangeran Mangkubumi, pamannya, Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah goa yang bernama Goa Selarong. Saat itu,Diponegoro menyatakan bahwa perlawanannya adalah perang sabil, perlawananmenghadapi kaum kafir. Semangat "perang sabil" yang dikobarkan Diponegoro membawapengaruh luas hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang tokoh agama diSurakarta, Kyai Maja, ikut bergabung dengan pasukan Diponegoro di Goa Selarong.Selama perang ini kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 jutagulden.Berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Diponegoro. Bahkansayembara pun dipergunakan. Hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada siapa saja yangbisa menangkap Diponegoro. Sampai akhirnya Diponegoro ditangkap pada 1830. 16 Februari 1830 Pangeran Diponegoro dan Kolonel Cleerens bertemu di Remo Kamal,Bagelen, Purworejo. Cleerens mengusulkan agar Kanjeng Pangeran dan pengikutnyaberdiam dulu di Menoreh sambil menunggu kedatangan Letnan Gubernur Jenderal Markusde Kock dari Batavia.Lukisan Persitiwa Pengkapan Pangeran Diponegoro oleh VOC28 Maret 1830 Diponegoro menemui Jenderal de Kock di Magelang. De Kock memaksamengadakan perundingan dan mendesak Diponegoro agar menghentikan perang.Permintaan itu ditolak Diponegoro. Tetapi Belanda telah menyiapkan penyergapan denganteliti. Hari itu juga Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Ungaran, kemudian dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, dan langsung ke Batavia menggunakan kapal Pollux pada5 April.11 April 1830 sampai di Batavia dan ditawan di Stadhuis (sekarang gedung MuseumFatahillah). Sambil menunggu keputusan penyelesaian dari Gubernur Jenderal Van denBosch.30 April 1830 keputusan pun keluar. Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Retnaningsih,Tumenggung Diposono dan istri, serta para pengikut lainnya seperti Mertoleksono, BantengWereng, dan Nyai Sotaruno akan dibuang ke Manado.3 Mei 1830 Diponegoro dan rombongan diberangkatkan dengan kapal Pollux ke Manadodan ditawan di benteng Amsterdam.1834 dipindahkan ke benteng Rotterdam di Makassar, Sulawesi Selatan.8 Januari 1855 Diponegoro wafat dan dimakamkan di kampung Jawa Makassar.lokasi makam Pangeran Diponegoro di Jl. Diponegoro Makassar, Sulawesi Selatan. Juli2008Dalam perjuangannya, Pangeran Diponegoro dibantu oleh puteranya bernama BagusSinglon atau Ki Sodewo. Ki Sodewo melakukan peperangan di wilayah Kulon Progo danBagelen.Ki Sodewo memiliki ibu bernama Citrowati yang meninggal dalam penyerbuan Belanda. KiSodewo kecil atau Bagus Singlon tumbuh dalam asuhan Ki Tembi, orang kepercayaanPangeran Diponegoro. Bagus Singlon atau Raden Mas Singlon atau Ki Sodewo setelahremaja menyusul ayahnya di medan pertempuran. Sampai saat ini keturunan Ki Sodewomasih tetap eksis dan salah satunya menjadi wakil Bupati di Kulon Progo bernama Drs. R.H. Mulyono.Setidaknya Pangeran Diponegoro mempunyai 17 putra dan 5 orang putri, yang semuanyakini hidup tersebar di seluruh Indonesia, termasuk Jawa, Sulawesi & Maluku

Sejarah SI Pitung

Si Pitung adalah seorang pendekar Indonesia yang berasal dari kampong Rawabelong, Betawi. Sejak kecil si Pitung selalu di ajari oleh orang tuanya untuk bersikap baik dan sopan terhadap orang tua maupun orang lain. Pitung juga rajin menunaikan perintah Allah, sholat dan berpuasa. Ia belajar pengetahuan agama dan silat pada Haji Naipin. Suatu ketika, setelah si Pitung dewasa, ia melihat centeng- centeng yang bertindak sewenang- wenang merampas harta milik rakyat miskin. Si Pitungpun menjadi marah dan menantang mereka untuk bertarung. Dengan gagah berani, si Pitung berhasil mengalahkan centeng- centeng itu. Si Pitung selalu menggunakan ilmu yang ia miliki untuk melakukan kebaikan. Ia kini sering merampas harta orang kaya untuk dibagikan kepada masyarakat jelata. Mendengar tentang gerakan si Pitung, pemerintah Belanda berupaya menangkapnya. Pitung di masukkan ke dalam penjara Grogol dan disekap, namun karena kemampuannya, Pitung berhasil meloloskan diri. Dengan lolosnya si Pitung, Belanda berinisiatif untuk menangkap ayahnya (Pak Piun) dan Haji Naipin untuk disekap. Si Pitungpun membuat perjanjian dengan Belanda agar ayahnya dan Haji Naipin dibebaskan. Di sebuah tanah lapang, Pitung menyerahkan dirinya untuk ditangkap Belanda sementara ayahnya dan Haji Naipin dilepaskan. Di tanah lapang ini, si Pitung ditembaki oleh pasukan Belanda hingga tewas.

Rabu, 05 September 2012

Sejarah D'masiv

d'Masiv merupakan sebuah grup musik asal Indonesia yang berdomisli di Jakarta. Anggotanya 5 orang yaitu Rian Ekky Pradipta (vokal), Dwiki Aditya Marsall (gitar), Nurul Damar Ramadhan (gitar), Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata (bass), dan Wahyu Piadji (drum). Nama d'Masiv belakangan disejajarkan dengan band-band "papan atas" Indonesia seperti Ungu, Nidji, atau Peterpan karena popularitas lagu-lagu mereka. d'Masiv pertama kali dibentuk pada 3 Maret 2003. Nama d'Masiv sendiri berasal dari kata dalam bahasa Inggris "massive" sebagai semacam pengharapan agar bisa meraih hasil sebaik mungkin di kancah musik nasional. Nama mereka mulai melambung setelah berhasil memenangkan kompetisi musik A Mild Live Wanted pada tahun 2007. d'Masiv akhirnya merilis album pertama mereka berjudul "Perubahan" pada tahun 2008 dengan lagu "Cinta Ini Membunuhku" sebagai lagu andalannya. Lagu ini sangat populer sehingga semakin melambungkan nama mereka di kancah musik nasional. Di akhir tahun 2008, d'Masiv membuat wadah perkumpulan bagi para penggemarnya dengan nama Masiver. Di tahun 2009, d'Masiv merilis mini album baru yang berisi 2 buah lagu berjudul "Mohon Ampun Aku" dan "Jangan Menyerah". Menurut Rian, vokalis d'Masiv, proses pembuatan mini album ini sangat singkat dan dirilis untuk menyongsong bulan Ramadhan yang jatuh pada pertengahan bulan Agustus 2009.