Minggu, 22 April 2012

Sejarah Masjid Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, merupakan Masjid yang memiliki lembaran sejarah tersendiri, yang kini merupakan Masjid Negara yang berada di jantung kota Propinsi Nanggro Aceh Darussalam. Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M. Mesjid raya ini memang pertama kali dibangun oleh pemerintahan Sultan Iskandar Muda, namun telah terbakar habis pada agresi tentara Belanda kedua pada bulan shafar 1290/April 1873 M, dimana dalam peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang dekat pintu masuk sebelah utara mesjid. Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar Banda Aceh. Dimana disimpulakan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesannya bagi rakyat Aceh yang 100% beragama Islam. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Dan tepat pada hari Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, diletakan batu pertamanya yang diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Masjid Raya Baiturrahman ini siap dibangun kembali pada tahun 1299 Hijriyah bersamaan dengan kubahnya hanya sebuah saja. Pada tahun 1935 M, Masjid Raya Baiturrahman ini diperluas bahagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua kubah. Dan pada tahun 1975 M terjadinya perluasan kembali. Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah menara sebelah utara dan selatan. Dengan perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima kubah dan selesai dekerjakan dalam tahun 1967 M. Dalam rangka menyambut Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-XII pada tanggal 7 s/d 14 Juni 1981 di Banda Aceh, Masjid Raya diperindah dengan pelataran, pemasangan klinkers di atas jalan-jalan dalam pekarangan Masjid Raya. Perbaikan dan penambahan tempat wudhuk dari porselin dan pemasangan pintu krawang, lampu chandelier, tulisan kaligrafi ayat-ayt Al-Qur’an dari bahan kuningan, bagian kubah serta intalasi air mancur di dalam kolam halaman depan. Dan pada tahun 1991 M, dimasa Gubernur Ibrahim Hasan terjadi perluasan kembali yang meliputi halaman depan dan belakang serta masjidnya itu sendiri. Bagian masjid yang diperluas,meliputi penambahan dua kubah, bagian lantai masjid tempat shalat, ruang perpustakaan, ruang tamu, ruang perkantoran, aula dan ruang tempat wudhuk, dan 6 lokal sekolah. Sedangkan. perluasan halaman meliputi, taman dan tempat parkir serta satu buah menara utama dan dua buah minaret. Dilihat dari sejarah, Masjid Raya Baiturrahman ini mempunyai nilai yang tinggi bagi rakyat Aceh, karena sejak Sultan Iskandar Muda sampai sekarang masih berdiri megah di tengah jantung kota Banda Aceh. Mesjid Raya ini mempunyai berbagai fungsi selain shalat, yaitu tempat mengadakan pengajian, perhelatan acara keagamaan seperti maulid Nabi Besar Muhammad SAW, peringatan 1 Muharram, Musabaqah Tilawatil Qur’an (yang baru selesai MTQ Telkom-Telkomsel Nasional), tempat berteduh bagi warga kota serta para pendatang, salah satu obyek wisata Islami. Waktu gempa dan tsunami (26 Desember 2004) yang menghancurkan sebagian Aceh, mesjid ini selamat tanpa kerusakan yang berarti dan banyak warga kota yang selamat di sini. Kawasan/lingkungan mesjid ini juga dijadikan kawasan syariat Islam, jadi sebaiknya kita jaga dan jangan dikotori oleh perbuatan-perbuatan yang melecehkan mesjid serta melanggar syariat Islam.

Sejarah masjid Nabawi

Masjid asli dibangun oleh Nabi Muhammad (saw), di samping rumah di mana ia menetap setelah perjalanannya ke al-Madinah pada 622 Masehi. Masjid asli adalah sebuah bangunan terbuka dengan panggung untuk membaca Al Qur’an. Ini adalah kandang persegi panjang 30 m × 35 m (98 ft x 110 ft), dibangun dengan batang kelapa dan dinding lumpur, dan diakses melalui tiga pintu: Bab Rahmah ke selatan, Bab Jibril ke barat Bab al-Nisa ‘dan ke timur. Rencana dasar bangunan sejak saat itu telah diadopsi dalam membangun masjid lain di seluruh dunia. Di dalam, Muhammad (saw) menciptakan area teduh ke selatan disebut Suffah dan selaras ruang doa menghadap ke arah utara Yerusalem. Ketika kiblat (arah shalat) diubah untuk menghadapi Ka’bah di Mekah, masjid ini kembali berorientasi ke selatan. Masjid ini juga menjabat sebagai pusat komunitas, pengadilan, dan sekolah agama. Tujuh tahun kemudian (629 AD / 7 AH), masjid itu dua kali lipat untuk mengakomodasi meningkatnya jumlah Muslim. Masjid asli, dibangun oleh Nabi Muhammad (saw) penguasa Islam Setelah terus memperbesar dan memperindah masjid selama berabad-abad. Pada 707, Umayyah Khalifah Al-Walid bin Abd al-Malik (705-715) menggantikan struktur lama dan membangun yang lebih besar di tempatnya, menggabungkan makam Muhammad (saw). Masjid ini adalah 84 m × 100 m (280 ft × 330 ft) dalam ukuran, dengan yayasan batu dan atap jati didukung pada kolom batu. Dinding masjid dihiasi dengan mosaik oleh pengrajin Koptik dan Yunani, mirip dengan yang terlihat di Masjid Umayyah di Damaskus dan Kubah Batu di Yerusalem (dibangun oleh khalifah yang sama). halaman ini dikelilingi oleh galeri di empat sisi, dengan empat menara pada sudutnya. Sebuah mihrab atasnya oleh sebuah kubah kecil dibangun di dinding kiblat. Abbasiyah Khalifah al-Mahdi (775-785) menggantikan bagian utara masjid Al-Walid di antara 778 dan 781 untuk memperbesar lebih lanjut. Ia juga menambahkan 20 pintu ke masjid; delapan pada masing-masing dinding timur dan barat, dan empat di dinding utara. Selama masa pemerintahan Sultan Mamluk Qalawun, kubah didirikan di atas makam Muhammad (saw) dan sebuah air mancur wudhu dibangun di luar Bab al-Salam. Sultan Al-Nasir Muhammad membangun kembali menara keempat yang telah hancur sebelumnya. Setelah sambaran petir menghancurkan sebagian besar masjid di 1481, Sultan Qaitbay membangun kembali barat, timur dan dinding kiblat. Masjid Nabawi sebelum ekspansi terakhir ini sultan Ottoman yang menguasai al-Madinah dari 1517 sampai Perang Dunia I juga membuat tanda mereka. Sultan Suleiman the Magnificent (1520-1566) membangun kembali dinding barat dan timur masjid dan membangun menara timur laut dikenal sebagai al-Suleymaniyya. Dia menambahkan suatu mihrab yang baru (al-Ahnaf) di samping Muhammad (saw) mihrab (al-Shafi’iyyah) dan menempatkan kubah baru yang tercakup dalam lembar timbal dan dicat hijau di atas (melihat) rumah Muhammad dan makam. Selama masa pemerintahan Sultan Ottoman Abdülmecid (1839-1861), masjid sepenuhnya direnovasi dengan pengecualian dari (melihat) Muhammad Tomb, tiga mihrabs, yang mimbar dan menara Suleymaniyya. kantor polisi ini diperbesar untuk menyertakan sebuah daerah wudhu ke utara. Ruang doa ke selatan itu dua kali lipat lebar dan ditutup dengan kubah-kubah kecil yang sama dalam ukuran kecuali untuk kubah yang terletak mihrab, Bab al-Salam dan Muhammad (saw) Tomb. Kubah dihiasi dengan ayat-ayat Al-Quran dan garis dari Qasida al-Burda (Poem dari Mantle), puisi oleh penyair terkenal abad ke-13 Arab Busiri. Dinding kiblat ditutupi dengan ubin mengkilap menampilkan kaligrafi Alquran. Lantai ruang doa dan halaman itu diaspal dengan marmer dan batu merah dan sebuah menara kelima (al-Majidiyya), dibangun di sebelah barat kandang. Setelah berdirinya Kerajaan Arab Saudi pada tahun 1932, masjid mengalami beberapa modifikasi utama. Pada tahun 1951 Raja Ibnu Saud (1932-1953) memerintahkan pembongkaran sekitar masjid untuk membuat jalan bagi sayap baru di sebelah timur dan barat ruang doa, yang terdiri dari kolom beton dengan lengkungan runcing. kolom yang lebih tua diperkuat dengan beton dan menguatkan dengan cincin tembaga di bagian atas. Menara Suleymaniyya dan Majidiyya digantikan oleh dua menara dalam gaya kebangkitan Mamluk. Dua menara tambahan didirikan di timur laut dan barat laut masjid. Perpustakaan dibangun di sepanjang dinding barat ke rumah Alquran bersejarah dan teks-teks agama lain. Pada tahun 1973 Raja Saudi Faisal bin Abdul Aziz memerintahkan pembangunan tempat penampungan sementara di sebelah barat masjid untuk mengakomodasi meningkatnya jumlah jamaah tahun 1981, masjid tua itu dikelilingi oleh daerah doa baru pada sisi ini, memperbesar lima kali ukurannya. Renovasi terakhir berlangsung di bawah Raja Fahd dan telah sangat meningkatkan ukuran masjid, memungkinkan untuk mengadakan sejumlah besar jamaah dan peziarah dan menambah kenyamanan modern seperti AC. Dia juga diinstal 27 kubah bergerak di atap Masjid Nabawi.

Jumat, 13 April 2012

Sejarah Johannes Kepler

Johannes Kepler (27 Desember 1571 – 15 November 1630), seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, adalah seorang astronom Jerman, matematikawan dan astrolog. Dia paling dikenal melalui hukum gerakan planetnya. Dia kadang dirujuk sebagai "astrofisikawan teoretikal pertama", meski Carl Sagan juga memanggilnya sebagai ahli astrologi ilmiah terakhir.
Orang Eropa abad ke-16 sangat mengagumi komet. Maka, pada suatu malam, sewaktu sebuah komet yang dipopulerkan oleh astronom Denmark Tycho Brahe terlihat di langit, Katharina Kepler membangunkan putranya, Johannes, yang berusia enam tahun untuk menyaksikan komet itu. Lebih dari 20 tahun kemudian, sewaktu Brahe meninggal, siapakah yang dilantik Kaisar Rudolf II untuk menggantikan jabatan Barahe sebagai matematikawan kekaisaran? Pada usia 29 tahun, Johannes Kepler menjadi matematikawan kekaisaran untuk Kaisar Romawi Suci, beserta ahli astrologi kerajaan Jendral Wallenstein, suatu jabatan yang ia pegang hingga akhir hayatnya. Kepler juga seorang profesor matematika di Universitas Graz. Karier Kepler juga bersamaan dengan karier Galileo Galilei. Pada awal kariernya, Kepler adalah asisten Tycho Brahe. Kepler sangat dihargai bukan hanya dalam bidang matematika. Ia menjadi sangat terkenal di bidang optik dan astronomi. Kepler, meski perawakannya kecil, memiliki kecerdasan yang memukau dan juga kepribadian yang gigih. Ia didiskriminasi sewaktu tidak mau pindah agama ke Katolik Roma, sekalipun di bawah tekanan hebat. Latar Belakang Pria yang Menyibak Rahasia Tata Surya Johannes Kepler lahir pada tahun 1571 di Weil der Stadt, sebuah kota kecil di pinggiran Hutan Hitam Jerman. Meskipun keluarganya miskin, beasiswa dari para bangsawan lokkal memungkinkan Johannes mendapatkan pendidikan yang baik. Ia mempelajari teologi di Universitas Tüũbingen, sesuai niatnya untuk menjadi rohaniwan Lutheran. Tetapi, kejeniusannya di bidang matematika mendapat pengakuan. Pada tahun 1594, ketika seorang guru matematika di SMU Lutheran di Graz, Austria, meninggal dunia, Kepler menggantikannya. Sewaktu berada di sana, ia menerbitkan karya besarnya yang pertama, Cosmographic Mystery(Misteri Kosmografis). Astronom Brahe telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencatat pengamatannya tentang planet dengan cermat dan teliti. Ketika ia membaca Cosmographic Mystery, Brahe terkesan dengan pemahaman Kepler tentang matematika dan astronomi, dan ia mengundang Kepler untuk bergabung dengannya di Benátky, dekat Praha, sekarang di Republik Ceko. Kepler menerima undangan itu ketika intoleransi keagamaan memaksanya meninggalkan Graz. Sebagaimana telah diceritakan di atas, ketika Brahe meninggal, Kepler menggantikan dia. Sebagai ganti seorang pengamat yang sangat teliti, sekarang dewan penasihat kekaisaran memiliki orang yang jenius di bidang matematika. [sunting] Tonggak Sejarah di Bidang Optik Untuk memperoleh manfaat sepenuhnya dari kumpulan pengamatan Brahe tentang planet, Kepler perlu lebih banyak memahami tentang pembiasan cahaya. Bagaimana pantulan cahaya dari sebuah planet dibiaskan sewaktu memasuki atmosfer bumi? Penjelasan Kepler tertuang dalam buku Supplement to Witelo, Expounding the Optical Part of Astronomy (Suplemen untuk Witelo, Menjabarkan Bagian Optik dari Astronomi), yang lebih banyak memberikan perincian tentang karya Witelo, Ilmuwan Abad Pertengahan. Buku Kepler itu adalah tonggak sejarah di bidang optik. Ia adalah orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata. Akan tetapi, bidang utama yang Kepler geluti bukanlah optik, melainkan astronomi. Para astronom masa awal yakin bahwa langit adalah bulatan kosong dengan bintnag-bintang yang menempel di bagian dalamnya seperti berlian yang berkilau. Ptolemaus menganggap bumi sebagai pusat alam semesta, sedangkan Kopernikus yakin bahwa planet-planet semuanya mengitari matahari yang tidak bergerak. Brahe memperkirakan bahwa planet-planet lain berputar mengelilingi matahari, yang selanjutnya mengorbit bumi. Karena berbeda dengan bumi, semua planet lainnya dalah benda langit, benda-benda ini dianggap sempurna. Satu-satunya bentuk gerakan yang dianggap cocok untuk planet-planet itu ialah bentuk lingkarang sempurna, setiap planet bergerak dengan kecepatan konstan. Dalam iklim inilah Kepler memulai tugasnya sebagai matematikawan kekaisaran. [sunting] Awal Astronomi Modern Diperlengkapi dengan tabel-tabel pengamatan gerakan planet yang disusun oleh Brahe, Kepler mempelajari gerakan kosmis dan menarik kesimpulan berdasarkan apa yang ia lihat. Selain jenius dalam soal angka, ia juga mempunyai tekad yang kuat dan rasa ingin tahu yang tak habis-habisnya. Kesanggupannya yang luar biasa untuk bekerja dibuktikan oleh ke-7200 perhitungan rumit yang ia rampungkan sewaktu mempelajari tabel-tabel pengamatan tentang Mars. Dan, Mars-lah yang pertama-tama menarik perhatian Kepler. Setelah dengan saksama mempelajari tabel-tabel itu, tersingkaplah bahawa Mars mengorbit matahari tetapi bukan dalam lingkaran sempurna. Satu-satunya bentuk orbit yang cocok dengan pengamatan itu ialah bentuk elips (lonjong) dengan matahari sebagaisalah satu titik fokusnya. Akan tetapi, Kepler sadar bahwa kunci untuk menyibakkan rahasi langit bukanlah Mars, melainkan planet Bumi. Menurut Profesor Max Caspar, "Temuan Kepler memotivasi diauntuk mencoba pendekatan yang jenius". Ia menggunakan tbael-tabel itu dengan cara yang tidak lazim. Ketimbang menggunakan tabel-tabel itu untuk menyelidiki Mars, Kepler membayangkan dirinya sedang berdiri di Mars dan melihat ke Bumi. Ia menghitung kecepatan gerakan bumi bervariasi dan berbanding terbalik dengan jaraknya matahari. Sekarang, Kepler mengerti bahwa matahari bukan sekadar pusat dari tata surya. Matahari juga berfungsi seperti sebuah magnet, berputar pada porosnya dan memengaruhi gerakan planet-planet. Caspar menulis, "Ini adalah konsep yang benar-benar baru yang sejak saat itu memandu dia dalam risetnya dan menuntunnya ke penemuan hukum-hukumnya". Bagi Kepler, semua planet adalah benda-benda fisik yang dengan harmonis diaturoleh serangkaian hukum yang beragam. Apa yang telah ia pelajari dari Mars dan Bumi pasti berlaku juga atas semua planet. Jadi, ia menyimpulkan bahwa setiap planet mengitari matahari dalam orbit elips pada kecepatan yang bervariasi sesuai dengan jaraknya dari matahari. “ Kepler diakui sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa—tokoh yang turut menyeret astronomi keluar dari Abad Pertengahan ke Zaman Modern ” [sunting] Hukum Kepler tentang Gerakan Planet Pada tahun 1609, Kepler menerbitkan buku New Astronomy (Astronmi Baru), yang diakui sebagai buku astronomi modern yang pertama dan salah satu buku terpenting yang pernah ditulis tentang subjek itu. Mahakarya ini memuat dua hukum Kepler yang pertama tentang gerakan planet. Hukumnya yang ketiga diterbitkan dalam buku Harmonies of the World (Keharmonisan Dunia) pada tahun 1619, sewaktu ia tinggal di Linz, Austria. Tiga hukum ini mendefinisikan dasar-dasar gerakan planet: bentuk orbit planet yang mengitari matahari, kecepatan gerakan planet, dan hubungan antara jarak sebuah planet dari matahari dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran. Bagaimana reaksi para astronom rekan-rekan Kepler? Mereka tidak memahami betapa pentingnya hukum Kepler itu. Bahkan ada yang sama sekali tidak percaya. Mungkin mereka tidak dapat sepenuhnya dipersalahkan. Kepler telah menyelubungi karyanya dengan suatu prosa Latin yang sulit dipahami laksana lapisan awan tebal yang menyelubungi Venus yang nyaris tak tertembus. Tetapi, seraya waktu berlalu, hukum-hukum Kepler akhirnya diakui. Kira-kira 70 tahun kemudian, Isaac Newton menggunakan karya Kepler sebagai dasar untuk hukumnya tentang gerakan dan gravitasi. Dewasa ini, Kepler diakui sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa—tokoh yang turut menyeret astronomi keluar dari Abad Pertengahan ke zaman modern. “ Intoleransi keagamaan sangat memuakkan bagi Kepler, yang yakin bahwa keharmonisan di antara planet-planet seharusnya terdapat juga di antara umat manusia ” [sunting] Eropa Dilanda Perang Agama Pada bulan yang sama sewaktu Kepler merumuskan hukumnya yang ketiga, meletuslah Perang Tiga Puluh Tahun. Selama periode itu (1614-48), Eropa diporakporandakan oleh pembunuhan dan penjarahan berlatar agama dan Jerman kehilangan sepertiga penduduknya. Perburuan tukang sihir merebak di mana-mana. Ibunda Kepler dituduh sebagai tukang sihir dan nyaris dieksekusi. Menurut laporan, sebelum perang saja gaji Kepler di istana kadang dibayar kadang tidak, dan pada masa perang ia sama sekali tidak menerima gaji. Sepanjang kehidupannya, Kepler yang adalah seorang Lutheran mengalami penganiayaan dan prasangka agama. Ia dipaksa keluar dari Graz—yang berarti kehilangan segala sesuatu dan mengalami kesukaran—sebab ia menolak untuk menganut Katolik Roma. Di Benátky, ia sekali lagi dibujuk untuk berganti agama. Tetapi, Kepler menolak penyembahan kepada patung dan santo; menurutnya praktek semacam inilah adalah pekerjaan Iblis. Di Linz, ketidaksepakatan dengan rekan-rekannya dari Lutheran yang mempercayai bahawa Allah ada di mana-mana membuat ia dikucilkan dari Perjamuan Malam mereka. Intoleransi keagamaan sangat memuakkan bagi Kepler, yang yakin bahwa keharmonisan di antara planet-planet seharusnya terdapat juga di antara umat manusia. Ia berpaut pada keyakinannya dan rela menderita. "Menderita bersama banyak saudara demi agama dan demi kemuliaan Kristus dengan bertekun menghadapi bahaya dan aib, harus meninggalkan rumah, ladang, sahabat, dan kampung halaman seseorang—belum pernah terpikirkan oleh saya bahwa ini bisa menjadi pengalaman yang sedemikian memuaskan," tulis Kepler.—Johannes Kepler, oleh Ernst Zinner. Pada tahun 1627, ia menerbitkan buku Rudolphine Tables (Tabel-Tabel Rudolphine), yang ia anggap sebagai karya utamanya di bidang astronomi. Tidak seperti buku-buku terdahulu, buku ini diberi acungan jempol di mana-mana, dan segera menjadi buku wajib bagi para astronom dan navigator. Akhirnya, pada bulan November 1630, Kepler meninggal dunia di Regensburg, Jerman. Salah seorang kolega Kepler tak henti-hentinya mengagumi Kepler yang katanya memiliki "ilmu yang begitu kokoh dasarnya dan pengetahuan yang begitu kaya tentang rahasia yang paling sulit dipahami". Suatu penghormatan yang pantas diberikan untuk pria yang menyibak rahasia tata surya.

Kamis, 12 April 2012

Sejarah Kekaisaran Romawi

Kekaisaran Romawi (Latin: IMPERIVM ROMANVM atau Imperium Romanum) adalah sebuah entitas politik yang pernah berkuasa di Italia saat ini dengan Roma sebagai pusat pemerintahannya. Walaupun kota Roma telah berdiri sejak tahun 753 SM, perlu waktu 500 tahun bagi pemerintah Romawi untuk meneguhkan kekuasaannya hingga melewati semenanjung Italia. Dalam proses memperluas kekuasaannya, Romawi berbenturan dengan Kartago (pemerintahan yang didirikan tahun 814 SM oleh bangsa Fenisia). Akibatnya, keduanya berperang dalam sebuah peperangan yang disebut Perang Punic (264-241 SM). Perang ini berakhir dengan direbutnya kota Kartago oleh Romawi pada tahun 146 SM, yang menandai permulaan dari dominasi pemerintahan Romawi di Eropa, yang terus berkuasa dengan kekuasaan tertinggi selama enam abad berikutnya. Bagian selanjutnya akan menguraikan peristiwa-peristiwa besar (Major Event) yang terjadi selama Kekaisaran Romawi berdiri. Julius Caesar dikenang sebagai kaisar Romawi paling sempurna (walaupun Roma masih merupakan sebuah republik semasa hidupnya dan jabatan kaisar belum dibentuk hingga ia meninggal). Ia memerintah Republik Romawi beberapa tahun setelah penaklukan kekuatan terakhir bangsa galia di bukit alesia, hingga kematian tragisnya di sidang senat pada 44 SM. Kekuasaan yang dimiliki Julius Caesar didapatkannya ketika ia masih menjabat sebagai salah satu anggota Triumvirat (sebuah dewan pemerintahan yang terdiri atas tiga serangkai, ketika itu : Caesar, Pompei dan Crassus) sebagai pemimpin militer. Pada saat itulah ia memulai rencananya untuk merebut daerah luas di utara eropa yang dikuasai bangsa Galia dengan dukungan sahabatnya, Pompei (106-48 SM). Sejak dikalahkannya Kartago, sekitar satu abad sebelum Caesar lahir, Republik Roma dipenuhi dengan perang saudara, pemberontakan kekuatan militer, korupsi, dan ketidak puasan terhadap dewan Senat sebagai pusat pemerintahan. Suatu kondisi politik yang kacau di sebuah republik yang berkuasa di laut tengah. Dengan berdirinya Triumvirat, beberapa masalah mampu ditangani, walaupun Caesar menyadari bahwa sistem republik sudah tidak layak dipertahankan. Di tangan Julius Caesar bangsa romawi mulai mewujudkan mimpinya untuk menyerang timur laut dan utara eropa. Ia mendesak perbatasan Romawi sampai ke daratan Inggris (Brittania) sehingga lebih dari separuh benua eropa berada di bawah kekuasaan Republik Roma. Namun kemenangan Caesar dianggap ancaman terhadap republik oleh sebagian anggota Senat, bahkan Pompei ikut mendukung Senat untuk melawan Caesar. Keadaan tersebut memaksa Caesar untuk melakukan Kudeta dan mengabaikan hukum pemerintahan republik itu. Dari utara, Caesar bersama tentaranya menyerang dan merebut kota Roma dari tangan Senat, mengalahkan Pompei dan mengejarnya sampai ke Mesir (dimana yang ia dapatkan hanya kepala Pompei yg tersisa akibat pembunuhan yang dilakukan persekongkolan di mesir, hal tersebut sangat disesali oleh Caesar). Kemenangan Julius Caesar menjadikannya sebagai penguasa Roma dengan kekuasaan mutlak. Ia terus memerintah sampai tewas dibunuh oleh sekelompok orang yang masih mendukung republik pada tahun 44 SM. Julius Caesar mengubah perjalanan sejarah Roma - dan tentu saja, sejarah Eropa. Di Roma sendiri, ia menggulingkan pemerintahan republik (walaupun harus melakukan kudeta dan berperang melawan teman seperjuangannya, Pompeius magnus) dan menciptakan jabatan yang menurut faktanya adalah seorang kaisar, yang dijadikan jabatan resmi oleh kemenakannya Octavianus (63 SM-14 Masehi) ketika ia memegang kekuasaan setelah kematian pamannya. Tatkala Caesar baru mulai memerintah, Roma adalah penguasa utama di Laut Tengah. Pada waktu kematiannya, Roma juga menjadi pemerintahan adikuasa yang pertama di Eropa-atau boleh jadi di seluruh dunia (dengan pengecualian Persia dibawah Cyrus dan Macedonia dibawah Alexander). Kelahiran Kekaisaran Romawi (30 SM) : Setelah Julius Caesar tewas, ia digantikan oleh kemenakannya yang bernama Octavianus. Namun bukan hanya jabatan besar, masalah-masalah besar pun turut diwariskan sang paman, selain mendapat banyak perlawanan dari saingan-saingannya, Octavianus juga harus membongkar skandal pembunuhan caesar yang dilakukan oleh sebuah sindikat persekongkolan yang dipimpin Gaius Cassius dan Markus Yunius Brutus. Oleh karenanya, ia sepakat untuk memimpin sebuah Triumvirat (sebuah dewan pemerintahan yang terdiri atas tiga serangkai) bersama-sama Marcus Lepidus (?-13 SM) dan Marcus Antonius (83-30 SM). Namun sekali lagi, pemerintahan Triumvirat ini tidak cukup berhasil, sehingga menimbulkan banyak masalah termasuk kisah percintaan Markus Antonius dengan ratu mesir Cleopatra di kemudian hari. Cleopatra sendiri adalah pemimpin terakhir dari dinasti terakhir mesir (ptolemy), seorang ratu yang pada masa sebelumnya juga pernah memiliki skandal percintaan dengan Caesar. Kita tinggalkan dulu Cleopatra, setelah para pembunuh Julius Caesar berhasil ditangkap dan dihancurkan, Triumvirat sepakat untuk membagi kekuasaan secara geografis, dengan Octavianus di Eropa, Lepidus di Afrika dan Antonius di Mesir. Di Mesir, Markus Antonius mengawali pemerintahannya di kota kosmopolitan Alexandria, disanalah ia bertemu Cleopatra (69-30 SM) yang kemudian ia nikahi (walau besar kemungkinan keduanya pernah bertemu di saat Caesar masih hidup). Perlahan tapi pasti, sahabat seperjuangan Julius Caesar ini mulai berpindah pihak. Ia menetapkan ketiga anaknya sebagai penggantinya dan sering kali ia menghadiahi istrinya dengan benda-benda yang mahal, bahkan timbul kabar angin bahwa ia akan menghadiahkan kota Roma (yang dikuasai Octavianus) kepada Cleopatra, sebagai hadiah. Ketika kabar angin itu merebak dan terdengar oleh Octavianus, ia menjadi berang dan mendeklarasikan perang melawan Anthony. Kedua belah pihak berhadapan muka di Pertempuran Actium Pada tahun 31 SM. Pada pertempuran itu, pasukan Anthony berhasil di desak dan di kalahkan (Anthony dan Cleopatra kemudian mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri pada tahun 30 SM). Octavianus mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar romawi dengan berbagai gelar baru, termasuk Imperator dan Kaisar Augustus (Augustus Caesar). Dengan pendeklarasian ini, maka Kekaisaran Romawi, puncak dari dominasi politik yang dibangun selama 7 abad, resmi berdiri. Tepatnya tahun 27 SM. Tahun empat kaisar (69 Masehi) : Setelah Kasiar Nero meninggal karena bunuh diri pada tahun 68, meletuslah suatu perang saudara di Kekaisaran Romawi (perang saudara pertama sejak kematian Antonius pada tahun 30 SM), masa yang dikenal juga dengan sebutan Tahun empat Kaisar (Year of the four emperors). Antara bulan Juni 68 hingga bulan Desember 69, Kaisar Romawi berganti hingga 3 kali dalam satu tahun (Nero digantikan Galba, Galba digantikan Otho, Otho digantikan Vitellius, Vitellius digantikan Vespasian, penguasa pertama dari dinasti Flavian). Periode perang saudara ini sendiri dianggap menjadi awal catatan hitam dalam sejarah Kekaisaran Romawi, karena akibat yang ditimbulkannya berimplikasi besar pada kestabilan politik dan militer Roma saat itu. [sunting] Krisis Pada Abad ke-3 (253 - 284) Setelah Augustus mendeklarasikan berakhirnya perang saudara pada abad ke-1 Sebelum Masehi, Kekaisaran Romawi mengalami periode dimana perluasan daerah, kedamaian, dan kemakmurah ekonomi terasa diseluruh penjuru Kekaisaran (Pax Romana). Namun pada abad ke-tiga, Kekaisaran dihadapkan pada sebuah krisis dimana serangan bangsa bar-bar, perang saudara, dan hiperinflasi terjadi dalam waktu yang bersamaan dan terus menerus, yang hampir menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi. Kekacauan ini sala satunya disebabkan karena tidak adanya suatu sistem yang jelas yang mengatur tentang pergantian kekuasaan (succesion) sejak Augustus meninggal tanpa menunjuk penerus Kekaisaran (normalnya, kekuasaan akan diserahkan kepada anak sang kaisar, namun saat itu Augustus tidak memiliki anak). Hal ini menyebabkan kekacauan saat pergantian kekaisaran pada abad ke-1 dan ke-2, namun biasanya kekacauan yang terjadi tidak berlangsung lama. Pada abad ke-3 ini, puncak kekaisaran dipimpin sekurang-kurangnya 25 Kaisar antara tahun 235 - 284 (biasa disebut Kaisar-Militer (Soldier-Emperor). Kebanyakan dari 25 kaisar ini tewas dibunuh atau terbunuh dalam konflik abad ke-3 ini. periode ini dianggap berakhir setelah Diocletian berkuasa. [sunting] Penyebaran Agama Kristen di Romawi Kurang lebih tiga abad setelah kematian Kaisar Augustus (wafat pada tahun 14 Masehi), Roma yang berbentuk kekaisaran telah berkembang dengan pesatnya. Dengan wilayah yang luas dan kekuatan militer yang tak terkalahkan, kekaisaran Romawi menjadi kekaisaran terbesar di dunia yang telah dikenal ketika itu, masa yang biasa disebut Pax Romana, di mana pun terwujud. Konstantin yang agung, atau dikenal juga dengan sebutan Konstantin I Pada saat inilah, agama Kristen mulai tumbuh dan berkembang di Roma. Tidak seperti agama-agama sebelumnya, yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai ciri-ciri budaya suatu bangsa, agama Kristen secara aktif mempertobatkan mereka yang belum percaya. Agama Kristen bermula dari Timur Tengah dan menyebar hingga ke Yunani dan Mesir. Para utusan Injil Kristen terutama murid Yesus, Petrus (?-67 Masehi), perintis penyebaran agama Kristen, bersama-sama Saulus dari Tarsus (5-67 Masehi), kini dikenal sebagai Paulus, memberitakan agama yang baru itu ke seluruh wilayah Kekaisaran dan bahkan sampai ke Roma. Pada awalnya, kedatangan agama baru ini bisa ditoleransi oleh orang Romawi. Namun pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi mulai khawatir akan penyebaran agama Kristen yang begitu cepatnya. Mereka mengkhawatirkan agama ini akan memecahbelah persatuan bangsa Romawi. Maka dimulailah pembantaian terhadap orang-orang yang memeluk agama Kristen. Mereka dibunuh, ditindas atau dijadikan umpan singa di arena sirkus. Meskipun demikian, gerakan-gerakan bawah tanah orang Kristen tetap aktif menyebarkan agama, mereka menjadikan Roma sebagai pusat gerakan mereka. Hingga suatu ketika, keadaan ini berubah ketika Constantinus (280-337 Masehi), yang memeluk agama Kristen, berkuasa. Di bawah kepemimpinannya, agama yang awalnya ditentang ini, mulai diterima dan bahkan dikembangkan. Bahkan, ia sempat menjadi penengah dalam sebuah perselisihan serius mengenai doktrin antara golongan barat dan timur dalam Gereja. Ia mengundang para uskup yang mewakili kedua golongan itu untuk menghadiri sebuah Konsili Nicea tahun 325 Masehi. Di sana perbedaan-perbedaan di antara mereka diselesaikan. Pengakuan Iman Nicea, yang naskahnya dibuat pada konferensi tersebut, menetapkan keyakinan-keyakinan Kristen yang mendasar yang dapat disepakati kedua golongan. Selanjutnya, Constantinus mengambil sejumlah langkah untuk menyelamatkan orang Kristen dari kehancuran, baik sebagai akibat penganiayaan eksternal ataupun perselisihan internal. Ia juga menetapkan agama Kristen sebagai agama negara di seluruh pemerintahan Kekaisaran Romawi. Karena jasa-jasanya itulah, agama tersebut mulai tersebar bahkan menjadi dominan di seluruh Eropa (karena ketika itu, Romawi menguasai hampir seluruh daratan Eropa). Pembagian Kekaisaran Romawi (395): Pembagian Kekaisaran Romawi yang tunggal menjadi dua (Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur) terjadi sekitar tahun 395 setelah kematian Thedosius I. Pembagian kekuasaan ini dilakukan melalui serangkaian peristiwa yang saling terkait. [sunting] Pembagian Wilayah oleh Diocletian (305). Kaisar Romawi ketika itu, Diocletian mulai mengalami kesulitan-kesulitan yang serius dalam menjalankan pemerintahannya diatas daerah yang sangat luas, kesulitan ini di antaranya : * Daerah yang terlalu luas mengakibatkan koordinasi pusat dengan daerah lainnya terhambat, perlu waktu berbulan-bulan agar maklumat atau hukum dari pusat pemerintahan samapai ke daerah terpencil. * Daerah yang terlalu luas itu juga mengakibatkan rendahnya pengawasan dan penjagaan dari serangan bangsa lain seperti Goth, Visigoth, Vandal dan Frank. Diocletian melihat bahwa Kekaisaran Romawi tidak akan bisa bertahan jika dipimpin oleh satu pemerintahan saja, maka ia pun membagi Kekaisaran menjadi dua pada sekitar daerah timur Italia (lihat), dan menyebut pemimpinnya dengan sebutan Augustus * Kekaisaran Romawi Bagian Barat dengan Diocletian sebagai Augustus bagi Wilayah Barat * Kekaisaran Romawi Bagian Timur dengan Maximian, sahabat karib Diocletian, sebagai Augustus wilayah Wilayah Timur Walaupun begitu, kekaisaran Romawi pada saat itu tetap menjadi suatu Kekaisaran tunggal, pemisahan menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur terjadi pada masa kepemimpinan Theodisius I. [sunting] Tetrachy (Empat Pemimpin)(285 – 324) Diocletian, pencetus pemisahan wilayah Romawi. Setelah wilayah Kekaisaran Romawi dibagi menjadi dua wilayah. Pada tahun 293 masing-masing Augustus memilih kaisar muda yang disebut Caesar (bedakan antara Kaisar (Emperor) dengan Caesar) sebagai pembantu urusan administratif dan sebagai penerus Kekaisaran jika mereka meninggal; Galerius menjadi Caesar dibawah Dioclotian dan Constantius Chlorus dibawah Maximian. Konstitusi ini disebut Tetrachy dalam ilmu pemerintahan modern. Pada awalnya, sistem ini cukup berhasil mencegah kehancuran Kekaisaran Roma. Penurunan kekuasaan pun berlangsung dengan damai. Setiap Caesar, dari barat ataupun timur, menggantikan Augustus masing-masing dan mengangkat Caesar Baru; Galerius mengangkat keponakannya Maximinus, dan Constantius mengangkat Flavius Valerius Severus sebagai Caesar nya. Namun keadaan berubah ketika Constantius Chlorus meninggal pada tanggal 25 Juli 306. Pasukan Constantius di daerah Eboracum segera mengangkat Constantine, anak Constantius, sebagai Augustus. Dan pada bulan agustus di tahun yang sama, Galerius juga memutuskan untuk mengangkat Severus menjadi Augustus. Ketika ketidakpuasan merajalela, Roma dihadapkan pada sebuah revolusi yang menginkan Maxentius anak Maximian, menjadi Augustus (akhirnya ia menjadi Augustus pada tanggal 28 Oktober 306). Berbeda dengan yang lainnya, pengangkatan Maxentius ini didukung oleh pasukan Praetorian. Hal ini menyebabkan Kekaisaran memiliki 5 pemimpin: Empat Augustus (Galerius, Constantine, Severus dan Maxentius) dan seorang Caesar (Maximinus) Dan pada tahun 307, Maximian juga memproklamirkan dirinya sebagai Augustus, bersebelahan dengan anaknya Maxentius (sehingga secara total, ada 6 orang Augustus di Kekaisaran Romawi yaitu : Maximinus, Maximian, Maxitius, Galerius, Constantine dan Severus). Namun hal ini tidak disetujui oleh Galerius dan Severus, sehingga menimbulkan perang saudara di daerah Italia. Akhirnya, Serverus terbunuh di tangan Maxentius pada tanggal 16 September 307. Keduanya (Maximinus dan Maxentius) pun berusaha memikat Constantine untuk bekerjasama dengan cara menjodohkan Constantine dengan Fausta, anak Maximian sekaligus kakak kandung Maxentius. Keadaan semakin rumit ketika Domitius Alexander, Vicarius (semacam Gubernur) dari Provinsi Afrika memproklamirkan diri sebagai Augustus pada 308. Melihat perkembangan ini, maka diadakanlah Kongres Carnuntum yang dihadiri oleh Diocletian, Maximian, and Galerius. Kongres ini menghasilkan keputusan antara lain : * Galerius menjadi Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur * Maximinus menjadi Caesar di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur * Maximian Dipecat * Maxentius tidak diakui, kepemimpinannya dianggap ilegal * Constantine mendapat pengakuan, namun jabatannya di turunkan menjadi Caesar di KekaisaranRomawi Bagian Barat * Licinius menggantikan Maximian sebagai Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Barat Namun masalah terus berlanjut. Maximinus menuntut agar gelarnya sebagai Augustus dikembalikan. Akhirnya dia memproklamirkan dirinya kembali sebagai Augustus pada tanggal 1 Mei 310. Diikuti oleh Maximian yang memproklamairkan dirinya, untuk yang ketiga kalinya, menjadi Augustus. Namun ia (Maximian) tewas dibunuh oleh menantu-nya sendiri, Constantine, pada bulan Juli 310. Pada akhir tahun 310, Kekaisaran Romawi masih dipimpin oleh 4 Augustus resmi (Galerius, Maximinus, Constantine, dan Licinius) dan seorang Augustus ilegal (Maxentius) Galerius, dalam koin Romawi. Galerius tewas pada bulan Mei 311 meninggalkan Maximinus sebagai penguasa tunggal Kekaisaran Romawi Wilayah Timur. Disaat bersamaan, Maxentius mendeklarasikan perang terhadap Constantine, yang telah membunuh ayahnya (Maximian adalah ayah kandung Maxentius). Namun peperangan itu menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Ia tewas dalam suatu pertempuran melawan Constantine, Pertempuran di Jembatan Milvian, pada tanggal 28 Oktober 312. Akibat kematian Maxentius, Augusti (kata jamak dari Augustus) hanya bersisa 3 orang; Maximinus, Constantine, dan Licinius. Licinius kemudian menikahi Constantia, adik Constantine, untuk mengikat persahabatan dengan Constantine. Pada bulan Agustus 313, Maximinus tewas di daerah Tarsus, Cilicia. Augusti yang tersisa (Licius dan Constantine) akhirnya sepakat membagi 2 wilayah Kekaisaran Romawi, seperti yang dilakukan oleh Diocletian; Constantine di Kekaisaran Romawi Bagian Barat, dan Lucius di Kekaisaran Romawi Bagian Timur. Pembagian kekuasaan ini berlangsung selama sepuluh tahun. Samapai pada tahun 324, peperangan antara dua Augusti yang tersisa terjadi. Peperangan ini berakhir dengan kekalahan Lucius, menjadikan Constantine sebagai penguasa tunggal di seluruh Kekaisaran Romawi. Kemudian Constantine memutuskan bahwa Kekaisaran yang hampir musnah ini, membutuhkan ibukota baru sebagai pusat pemerintahan. Ia memutuskan memindahkan pusat pemerintahan ke Kota kuno Byzantium dan mengubah namanya menjadi Nova Roma (namun dikemudian hari, kota ini dikenal dengan Constantinople, kota Constantine). Constantineople terus menjadi pusat pemerintahan Constantine yang agung sampai kematiannya pada tanggal 22 Mei 337. [sunting] Theodosius I, Kaisar Terakhir (395) Pada tahun 392, Valentinian tewas di Vienne. Theodosius I menggantikan dia, memerintah seluruh Kekaisaran Romawi. Theodosius mempunyai dua putra (Arcadius dan Honorius) dan seorang putri bernama Pulcheria, dari istri pertamanya, Aelia Flacilla. Putri dan istrinya pertamanya kemudian tewas pada tahun 385. Dari istri keduanya, Galla, dia mendapatkan seorang putri, Galla Placidia, ibu dari Valentinian III, seseorang yang kemudian menjadi Kaisar di Kekaisaran Romawi Barat. Setelah kematiannya pada tahun 395, kekuasaannya dibagi kepada dua anaknya Arcadius dan Honorius; Arcadius menjadi penguasa Kekaisaran Romawi Timur, dengan ibukota Konstantinopel, dan Honorius menjadi penguasa di Barat, dengan ibukota Milan. Pembagian ini dianggap sebagai akhir dari Kekaisaran Romawi yang Tunggal.

Sejarah Perang SALIB

Perang Salib Pertama dilancarkan pada 1095 oleh Paus Urban II untuk mengambil kuasa kota suci Yerusalem dan tanah suci Kristen dari Muslim. Apa yang dimulai sebagai panggilan kecil untuk meminta bantuan dengan cepat berubah menjadi migrasi dan penaklukan keseluruhan wilayah di luar Eropa. Baik ksatria dan orang awam dari banyak negara di Eropa Barat, dengan sedikit pimpinan terpusat, berjalan melalui tanah dan laut menuju Yerusalem dan menangkap kota tersebut pada Juli 1099, mendirikan Kerajaan Yerusalem atau kerajaan Latin di Yerusalem. Meskipun penguasaan ini hanya berakhir kurang dari dua ratus tahun, Perang salib merupakan titik balik penguasaan dunia Barat, dan satu-satunya yang berhasil meraih tujuannya.
Meskipun menjelang abad kesebelas sebagian besar Eropa memeluk agama Kristen secara formal — setiap anak dipermandikan, hierarki gereja telah ada untuk menempatkan setiap orang percaya di bawah bimbingan pastoral, pernikahan dilangsungkan di Gereja, dan orang yang sekarat menerima ritual gereja terakhir — namun Eropa tidak memperlihatkan diri sebagai Kerajaan Allah di dunia. Pertikaian selalu bermunculan di antara pangeran-pangeran Kristen, dan peperangan antara para bangsawan yang haus tanah membuat rakyat menderita. Pada tahun 1088, seorang Perancis bernama Urbanus II menjadi Paus. Kepausannya itu ditandai dengan pertikaian raja Jerman, Henry IV — kelanjutan kebijakan pembaruan oleh Paus Gregorius VIII yang tidak menghasilkan apa-apa. Paus yang baru ini tidak ingin meneruskan pertikaian ini. Tetapi ia ingin menyatukan semua kerajaan Kristen. Ketika Kaisar Alexis dari Konstantinopel meminta bantuan Paus melawan orang-orang Muslim Turki, Urbanus melihat bahwa adanya musuh bersama ini akan membantu mencapai tujuannya. Tidak masalah meskipun Paus telah mengucilkan patriark Konstantinopel, serta Katolik dan Kristen Ortodoks Timor tidak lagi merupakan satu gereja. Urbanus mencari jalan untuk menguasai Timur, sementara ia menemukan cara pengalihan bagi para pangeran Barat yang bertengkar terus. Pada tahun 1095 Urbanus mengadakan Konsili Clermont. Di sana ia menyampaikan kotbahnya yang menggerakkan: "Telah tersebar sebuah cerita mengerikan ... sebuah golongan terkutuk yang sama sekali diasingkan Allah ... telah menyerang tanah (negara) orang Kristen dan memerangi penduduk setempat dengan pedang, menjarah dan membakar." Ia berseru: "Pisahkanlah daerah itu dari tangan bangsa yang jahat itu dan jadikanlah sebagai milikmu." "Deus vult! Deus vult! (Allah menghendakinya)," teriak para peserta. Ungkapan itu telah menjadi slogan perang pasukan Perang Salib. Ketika para utusan Paus melintasi Eropa, merekrut para ksatria untuk pergi ke Palestina, mereka mendapatkan respons antusias dari pejuang-pejuang Perancis dan Italia. Banyak di antaranya tersentak karena tujuan agamawi, tetapi tidak diragukan juga bahwa yang lain berangkat untuk keuntungan ekonomi. Ada juga yang ingin berpetualang merampas kembali tanah peziarahan di Palestina, yang telah jatuh ke tangan Muslim. Mungkin, para pejuang tersebut merasa bahwa membunuh seorang musuh non-Kristen adalah kebajikan. Membabat orang-orang kafir yang telah merampas tanah suci orang Kristen tampaknya seperti tindakan melayani Allah. Untuk mendorong tentara Perang Salib, Urbanus dan para paus yang mengikutinya menekankan "keuntungan" spiritual dari perang melawan orang-orang Muslim itu. Dari sebuah halaman Bible, Urbanus meyakinkan para pejuang itu bahwa dengan melakukan perbuatan ini, mereka akan langsung masuk surga, atau sekurang-kurangnya dapat memperpendek waktu di api penyucian. Dalam perjalanannya menuju tanah suci, para tentara Perang Salib berhenti di Konstantinopel. Selama mereka ada di sana, hanya satu hal yang ditunjukkan: Persatuan antara Timur dan Barat masih mustahil. Sang kaisar melihat para prajurit yang berpakaian besi itu sebagai ancaman bagi takhtanya. Ketika para tentara Perang Salib mengetahui bahwa Alexis telah membuat perjanjian dengan orang-orang Turki, mereka merasakan bahwa "pengkhianat" ini telah menggagalkan bagian pertama misi mereka: menghalau orang-orang Turki dari Konstantinopel. Dengan bekal dari sang kaisar, pasukan tersebut melanjutkan perjalanannya ke selatan dan timur, menduduki kota-kota Antiokhia dan Yerusalem. Banjir darah mengikuti kemenangan mereka di Kota Suci itu. Taktik para tentara Perang Salib ialah "tidak membawa tawanan". Seorang pengamat yang merestui tindakan tersebut menulis bahwa para prajurit "menunggang kuda mereka dalam darah yang tingginya mencapai tali kekang kuda". Setelah mendirikan kerajaan Latin di Yerusalem, dan dengan mengangkat Godfrey dari Bouillon sebagai penguasanya, mereka berubah sikap, dari penyerangan ke pertahanan. Mereka mulai membangun benteng-benteng baru, yang hingga kini, sebagian darinya masih terlihat. Pada tahun-tahun berikutnya, terbentuklah ordo-ordo baru yang bersifat setengah militer dan setengah keagamaan. Ordo paling terkenal adalah Ordo Bait Allah (bahasa Inggris: Knights Templars) dan Ordo Rumah Sakit (bahasa Inggris: Knights Hospitalers). Meskipun pada awalnya dibentuk untuk membantu para tentara Perang Salib, mereka menjadi organisasi militer yang tangguh dan berdiri sendiri. Perang Salib pertama merupakan yang paling sukses. Meskipun agak dramatis dan bersemangat, berbagai upaya kemiliteran ini tidak menahan orang-orang Muslim secara efektif. 1. Perang Salib Rakyat. Perang Salib Rakyat adalah bagian dari Perang Salib pertama dan berakhir kira-kira enam bulan dari April 1096 sampai Oktober. Perang ini juga dikenal sebagai Perang Salib Populer. 2.Perang Salib Jerman. Perang Salib Jerman 1096 adalah bagian dari Perang Salib pertama di mana tentara perang salib rakyat, kebanyakan dari Jerman, tidak menyerang Muslim namun orang Yahudi. Meskipun anti-semitisme telah ada di Eropa selama berabad-abad, ini merupakan pogrom massal pertama yang terorganisasi. Dalam beberapa kasus, otoritas dan pemimpin keagamaan berusaha melindungi orang Yahudi. 3. Perang Salib 1101 adalah sebuah perang salib dari 3 gerakan yang terpisah, diatur tahun 1100 dan 1101 setelah kesuksesan Perang Salib Pertama. Perang Salib Pertama yang berhasil menyarankan panggilan bantuan dari Kerajaan Yerusalem yang baru dibentuk, dan Paus Paschal II mendorong adanya ekspedisi baru. Ia terutama mendorong yang telah melakukan janji perang salib namun tidak pernah berangkat, dan yang telah memutar balik selama perjalanan. Beberapa orang ini telah menerima caci maki di rumahnya dan menghadapi tekanan agar kembali ke timur; Adela dari Blois, istri Stephen, Raja Blois, yang telah melarikan diri dari Pertempuran Antiokhia tahun 1098, juga sangat kecewa dengan suaminya bahwa dia tidak akan mempersilahkannya tinggal di rumah. 4. Perang Salib Kedua Perang Salib Kedua (berlangsung dari sekitar tahun 1145 hingga tahun 1149) adalah Perang Salib kedua yang dilancarkan dari Eropa, yang dilaksanakan karena jatuhnya Kerajaan Edessa pada tahun sebelumnya. Edessa adalah negara-negara Tentara Salib yang didirikan pertama kali selama Perang Salib Pertama (1095–1099), dan juga yang pertama jatuh. Perang Salib Kedua diumumkan oleh Paus Eugenius III, dan merupakan Perang Salib pertama yang dipimpin oleh raja-raja Eropa, yaitu Louis VII dari Perancis dan Conrad III dari Jerman, dengan bantuan dari bangsawan-bangsawan Eropa penting lainnya. Pasukan-pasukan kedua raja tersebut bergerak menyebrangi Eropa secara terpisah melewati Eropa dan agak terhalang oleh kaisar Bizantium, Manuel I Comnenus; setelah melewati teritori Bizantium ke dalam Anatolia, pasukan-pasukan kedua raja tersebut dapat ditaklukan oleh orang Seljuk. Louis, Conrad, dan sisa dari pasukannya berhasil mencapai Yerusalem dan melakukan serangan yang "keliru" ke Damaskus pada tahun 1148. Perang Salib di Timur gagal dan merupakan kemenangan besar bagi orang Muslim. Kegagalan ini menyebabkan jatuhnya Kota Yerusalem dan Perang Salib Ketiga pada akhir abad ke-12. Serangan-serangan yang berhasil hanya terjadi di luar laut Tengah. Bangsa Flem, Frisia, Normandia, Inggris, Skotlandia, dan beberapa tentara salib Jerman, melakukan perjalanan menuju Tanah Suci dengan kapal. Mereka berhenti dan membantu bangsa Portugis merebut Lisboa tahun 1147. Beberapa di antara mereka, yang telah berangkat lebih awal, membantu merebut Santarém pada tahun yang sama. Mereka juga membantu menguasai Sintra, Almada, Palmela dan Setúbal, dan dipersilahkan untuk tinggal di tanah yang telah ditaklukan, tempat mereka mendapatkan keturunan. Sementara itu, di Eropa Timur, Perang Salib Utara dimulai dengan usaha untuk merubah orang-orang yang menganut paganisme menjadi beragama Kristen, dan mereka harus berjuang selama berabad-abad. Latar belakang Setelah terjadinya Perang Salib Pertama dan Perang Salib 1101, terdapat tiga negara tentara salib yang didirikan di timur: Kerajaan Yerusalem, Kerajaan Antiokhia, dan Kerajaan Edessa. Kerajaan Tripoli didirikan pada tahun 1109. Edessa adalah negara yang secara geografis terletak paling utara dari keempat negara ini, dan juga merupakan negara yang paling lemah dan memiliki populasi yang kecil; oleh sebab itu, daerah ini sering diserang oleh negara Muslim yang dikuasai oleh Ortoqid, Danishmend, dan Seljuk. Baldwin II dan Joscelin dari Courtenay ditangkap akibat kekalahan mereka dalam pertempuran Harran tahun 1104. Baldwin dan Joscelin ditangkap kedua kalinya pada tahun 1122, dan meskipun Edessa kembali pulih setelah pertempuran Azaz pada tahun 1125, Joscelin dibunuh dalam pertempuran pada tahun 1131. Penerusnya, Joscelin II, dipaksa untuk bersekutu dengan kekaisaran Bizantium, namun, pada tahun 1143, baik kaisar kekaisaran Bizantium, John II Comnenus dan raja Yerusalem Fulk dari Anjou, meninggal dunia. Joscelin juga bertengkar dengan Raja Tripoli dan Pangeran Antiokhia, yang menyebabkan Edessa tidak memiliki sekutu yang kuat. Sementara itu, Zengi, Atabeg dari Mosul, merebut Aleppo pada tahun 1128. Aleppo merupakan kunci kekuatan di Suriah. Baik Zengi dan raja Baldwin II mengubah perhatian mereka ke arah Damaskus; Baldwin dapat ditaklukan di luar kota pada tahun 1129. Damaskus yang dikuasai oleh Dinasti Burid, nantinya bersekutu dengan raja Fulk ketika Zengi mengepung kota Damaskus pada tahun 1139 dan tahun 1140; aliansi dinegosiasikan oleh penulis kronik Usamah ibn Munqidh. Pada akhir tahun 1144, Joscelin II bersekutu dengan Ortoqid dan menyerang Edessa dengan hampir seluruh pasukannya untuk membantu Ortoqid Kara Aslan melawan Aleppo. Zengi, yang ingin mengambil keuntungan dalam kematian Fulk pada tahun 1143, dengan cepat bergerak ke utara untuk mengepung Edessa, yang akhirnya jatuh ketangannya setelah 1 bulan pada tanggal 24 Desember 1144. Manasses dari Hierges, Philip dari Milly dan lainnya dikirim ke Yerusalem untuk membantu, tetapi mereka sudah terlambat. Joscelin II terus menguasai sisa Turbessel, tetapi sedikit demi sedikit sisa daerah tersebut direbut atau dijual kepada Bizantium. Zengi sendiri memuji Islam sebagai "pelindung kepercayaan" dan al-Malik al-Mansur, "raja yang berjaya". Ia tidak menyerang sisa teritori Edessa, atau kerajaan Antiokhia, seperti yang telah ditakuti; peristiwa di Mosul memaksanya untuk pulang, dan ia sekali lagi mengamati Damaskus. Namun, ia dibunuh oleh seorang budak pada tahun 1146 dan digantikan di Aleppo oleh anaknya, Nuruddin. Joscelin berusaha untuk merebut kembali Edessa dengan terbunuhnya Zengi, tapi Nuruddin dapat mengalahkannya pada November 1146. Reaksi dari barat Berita jatuhnya Edessa diberitakan oleh para peziarah pada awal tahun 1145, lalu kemudian oleh duta besar dari Antiokhia, Yerusalem dan Armenia. Uskup Hugh dari Jabala melaporkan berita ini kepada Paus Eugenius III, yang menerbitkan papal bull Quantum praedecessores pada tanggal 1 Desember 1145, yang memerintahkan dilaksanakannya Perang Salib Kedua. Hugh juga memberitahu Paus bahwa seorang raja Kristen timur diharapkan akan memberi pertolongan kepada negara-negara tentara salib: ini merupakan penyebutan Prester John yang pertama kali didokumentasikan. Eugenius tidak menguasai Roma dan tinggal di Viterbo, namun demikian, perang salib diartikan untuk lebih mengatur dan menguasai daripada Perang Salib Pertama: beberapa pendeta akan diterima oleh paus, angkatan bersenjata akan dipimpin oleh raja-raja terkuat dari Eropa, dan rute penyerangan akan direncanakan. Tanggapan terhadap papal bull perang salib sedikit, dan harus dikeluarkan kembali saat Louis VII akan mengambil bagian dalam ekspedisi. Louis VII dari Perancis juga telah memikirkan ekspedisi baru tanpa campur tangan Paus, di mana ia mengumumkan kepada istanannya di Bourges pada tahun 1145. Hal ini diperdebatkan saat Louis merencanakan perang salibnya sendiri, saat ia hendak memenuhi janjinya kepada saudaranya, Phillip, bahwa ia akan pergi ke Tanah Suci, di mana ia akhirnya dihentikan oleh kematian. Mungkin Louis memilih pilihannya dengan bebas dengan mendengar tentang Quantum Praedecessores. Dalam beberapa hal, Kepala Biara Suger dan bangsawan lainnya tidak senang dengan rencana Louis, di mana ia akan pergi dari kerajaan selama beberapa tahun. Louis berkonsultasi dengan Bernard dari Clairvaux, yang menyuruhnya menemui kembali ke Eugenius. Kini Louis telah mendengar tentang papal bull, dan Eugenius dengan penuh semangat mendukung perang salib Louis. Papal Bull dikeluarkan kembali pada tanggal 1 Maret 1146, dan Paus Eugenius memberikan kekuasaan kepada Bernard untuk berceramah di Perancis. Bernard dari Clairvaux berkhotbah kepada Tentara Salib Tidak terdapat antusias populer untuk perang salib sebagaimana telah ada tahun 1095 sampai tahun 1096. Namun, St. Bernard, salah satu orang terkenal diantara umat nasrani pada saat itu, menemukan jalan bijaksana untuk mengambil salib sebagai arti mendapat pengampunan dari dosa dan mencapai keagungan. Pada 31 Maret, dengan persembahan Louis, dia menasehati keramaian di lapangan di Vézelay. Bernard berorasi, dan orang-orang naik dan berteriak "Salib, berikan kami salib!", dan mereka pergi untuk membuat salib. Tidak seperti perang salib pertama, perang salib kedua menarik perhatian keluarga rajam seperti Eleanor dari Aquitaine, Ratu Perancis, Thierry dari Elsas, Graf Flander, Henry, yang nantinya akan menjadi graf Champagne, saudara Louis Robert I dari Dreux, Alphonse I dari Tolosa, William II dari Nevers, William de Warenne, pangeran ketiga Surrey, Hugh VII dari Lusignan, dan bangsawan dan uskup lainnya. Tapi bantuan lebih banyak muncul dari orang-orang. St. Bernard menulis kepada uskup beberapa hari kemudian: "Saya buka mulut saya, saya berbicara, dan dan akhirnya Tentara Salib berjumlah menjadi tak terbatas. Desa dan Kota sekarang ditinggalkan. Anda akan baru saja menemukan 1 laki-laki untuk 7 wanita. Dimana-mana anda akan melihat janda yang suaminya masih hidup". Akhirnya disetujui bahwa tentara salib akan berangkat dalam 1 tahun, selama waktu ini mereka akan membuat persiapan dan membuat jalur menuju tanah suci. Louis dan Eugenius menerima bantuan dari pemimpin-pemimpin dimana daerah mereka akan dilewati: Geza dari Hongaria, Roger II dari Sisilia, dan kaisar Bizantium, Manuel I Comnenus, meskipun Manuel ingin tentara salib untuk bersumpah kesetiaannya kepadanya, seperti yang diminta Kakeknya, Alexius I Comnenus. Sementara itu, St. Bernard melanjutkan untuk berkhotbah di Burgundi, Lorraine, dan Flanders. Seperti pada Perang Salib Pertama, khotbah membuat serangan kepada orang Yahudi; seorang pendeta fanatik Jerman bernama Rudolf adalah orang yang membuat terjadinya pembantaian orang Yahudi di Cologne, Mainz, Worms, dan Speyer, dengan Rudolf mengklaim orang Yahudi tidak berkontribusi secara finansial untuk menolong tanah suci. St. Bernard dan uskup besar dari Cologne dan Mainz dengan hebat menentang penyerangan itu, dan juga St. Bernard mengunjungi dari Flanders ke Jerman untuk mengatasi masalah itu, dan juga St. Bernard meyakinkan para pendengar Rudolf untuk mengikutinya. Bernard lalu menemukan Rudolf di Mainz dan berhasil mendiamkannya, dan mengembalikannya ke biara. Eleanor dari Aquitaine Saat masih di Jerman, St. Bernard juga berkhotbah kepada Conrad III dari Jerman pada bulan November tahun 1146, tapi Conrad tidak tertarik untuk berpartisipasi, Bernard melanjutkan perjalanannya untuk berkhotbah di Jerman Selatan dan Swiss. Namun, dalam perjalanannya pulang pada bukan Desember, dia berhenti di Speyer, dimana, dalam kehadiran Conrad, dia mengantarkan khotbah emosional dimana dia mengambil peran Yesus dan bertanya apa yang akan dia lakukan untuk kaisar. Lalu Bernard berteriak "Orang!", "apa yang sebaikinya aku lakukan untukmu yang tidak pernah kulakukan?" Conrad tidak bisa melawan lagi dan bergabung dengan perang salib dengan banyak bangsawannya, termasuk Frederick II. Seperti di Kota Vézelay, banyak orang juga ikut perang salib di Jerman. Paus juga memimpin perang salib di Spanyol, meskipun perang melawan orang Moor masih terjadi untuk beberapa waktu. Dia memberikan Alfonso VII dari Kastilia indulgensi yang sama ia berikan kepada tentara salib Perancis, dan seperti yang dilakukan Paus Urban II tahun 1095, membuat orang Spanyol untuk bertarung untuk teritorinya sendiri daripada bergabung dengan tentara salib. Dia memimpin Marseille, Pisa, Genoa, dan kota lainnya untuk bertarung di Spanyol, tapi bagaimanapun memaksa orang Italia, seperti Amadeus III dari Savoy untuk pergi ke timur. Eugenius tidak mau Conrad berpartisipasi, dan berharap bahwa dia akan memberikan bantuan kerajaan untuk klaimnya terhadap kepausan, tapi dia tidak melarangnya untuk pergi. Eugenius III juga memimpin sebuah tentara salib di Jerman untuk melawan Wend, yang adalah penganut pagan. Perang telah terjadi untuk beberapa waktu antara orang Jerman dan orang Wend, dan mengambil bujukan Bernard untuk mempersilahkan indulgensi diumumkan untuk Tentara Salib Wend. Ekspedisi ini tidak seperti tentara salib tradisional, ini adalah ekspansi melawan pagan daripada melawan orang Muslim, dan tidak dihubungkan dengan pertahanan tanah suci. Perang Salib Kedua melihat melihat perkembangan menarik dalam arena baru perjalanan perang salib. Persiapan Pada tanggal 16 Februari 1147, tentara salib Perancis mendiskusikan tentang rute penyerangan mereka nantinya. Mereka mendiskusikan hal itu di Kota Étampes. Orang Jerman telah memilih untuk berpetualang melewati Hongaria, dimana Roger II musuh dari Conrad dan jalur laut tidak dapat dijalankan. Banyak bagnsawan Perancis tidak percaya jalur darat, dimana akan membawa mereka ke kekaisaran Bizantium, reputasi masih menderita dari First Crusaders. Meskipun dipilih untuk mengikuti Conrad, dan untuk memulainya pada tanggal 15 Juni. Roger II melawan dan menolak untuk berpartisipasi. Di Perancis, Kepala Biara Suger dan Raja William dari Nevers dipilih sebagai pengawas selama Raja sedang pergi berpartisipasi dalam perang salib. Di Jerman, khotbah lebih jauh dilakukan oleh Adam dari Ebrach, dan Otto dari Freising juga mengambil salib. Pada 13 Maret di Frankfurt, anak Conrad, Frederick IV dipilih sebagai raja, dibawah pengawasan Henry, Keuskupan Agung Mainz. Jerman berencana untuk maju pada bulan Mei dan bertemu orang Perancis di Konstantinopel. Selama pertemuan itu, pangeran Jerman yang lain memperluas ide perang salib kepada etnis Slavia yang tinggal di timur laut dari Kekaisaran Romawi Suci, dan dipimpin oleh Bernard untuk mengirim perang salib terhadap mereka. Pada 13 April, Eugenius mengkonfirmasi perang salib ini, membandingkan perang salib di Spanyol dan Palesitan. Dan pada tahun 1147, Perang Salib Wend juga muncul. Pada pertengahan bulan Mei, rombongan pertama mens/thumb/5/55/AfonsoI-P.jpg/180px-AfonsoI-Pninggalkan Inggris, terdiri dari orang Flem, Frisia, Normandia, Inggris, Skotlandia, dan beberapa tentara salib Jerman. Tidak ada pangeran atau raja memimpin bagian perang salib ini; Inggris pada saat itu di tengah-tengah anarkisme. Mereka tiba di Porto pada bulan Juni, dan diyakinkan oleh uskup untuk melanjutkan perjalanan menuju Lisboa, dimana Raja Alfonso telah pergi saat mendengar armada tentara salib menuju kesitu. Pengepungan Lisboa dimulai pada 1 Juli dan berakhir pada 24 Oktober saat kota itu jatuh ketangan tentara salib. Beberapa tentara salib bertahan di kota baru yang baru direbut, dan Gilbert dari Hastings dipilih sebagai uskup, tapi banyak armada melanjutkan ke timur pada Februari 1148. Hampir pada waktu yang sama, orang Spanyol dibawah Alfonso VII dari Kastilia dan Ramon Berenguer IV dan lainnya merebut Almería. Pada tahun 1148 dan 1149, mereka juga merebut Tortosa, Fraga, dan Lerida. Keberangkatan Jerman Tentara Salib Jerman, tediri dari Franconia, Bavaria, dan Swabia meninggalkan tanah mereka, juga pada Mei 1147. Ottokar III dari Styria bergabung dengan Conrad di Wina, dan musuh Conrad, Geza II dari Hongaria akhirnya membiarkan mereka lewat tanpa dilukai. Saat pasukan tiba di tertori Kekaisaran Bizantium, Manuel takut mereka akan menyerang Bizantium, dan pasukan Bizantium bertugas agar tidak ada masalah apapun. Ada pengepungan kecil dengan beberapa orang Jerman yang tidak mau menurut di dekat Philippopolis dan di Adrianopel, dimana Jendral Bizantium Prosouch bertarung dengan keponakan Conrad, yang nantinya akan menjadi kaisar, Frederick. Hal yang membuat semakin buruk adalah beberapa pasukan Jerman tewas karena banjir pada awal bulan September. Pada 10 September, mereka tiba di Konstantinopel, dimana relasi dengan Manuel kecil dan orang Jerman dipersilahkan untuk menyebrang menuju Asia Kecil secepat mungkin. Manuel mau Conrad meninggalkan beberapa pasukannya dibelakang, untuk membantunya bertahan melawan serangan dari Roger II, yang telah mengambil kesempatan untuk untuk merebut kota-kota di Yunani, tapi Conrad menolak, walaupun adalah musuh dari Roger. Di Asia Kecil, Conrad memilih untuk tidak menunggu orang Perancis, dan maju menyerang Iconium, ibukota Kesultanan Rum. Conrad memisahkan pasukannya menjadi 2 divisi, 1 dihancurkan oleh Seljuk pada tanggal 25 Oktober 1147 pada Pertempuran Kedua Dorylaeum. Orang Turki Seljuk menggunakan taktiknya dalam berpura-pura mundur, lalu membalas menyerang pasukan kecil kavalri Jerman yang telah terpisah dari pasukan utama untuk mengejar mereka. Conrad mulau mundur ke Konstantinopel, dan pasukannya diganggu oleh Turki Seljuk, yang menyerang dan menaklukan penjaga depan. Bahkan Conrad terluka saat bertarung dengan mereka. Divisi yang lain, dipimpin oleh Otto dari Freising, maju ke selatan pantai Mediterania dan ditaklukan pada awal tahun 1148. Keberangkatan Perancis Tentara Salib Perancis berangkat dari Metz pada bulan Juni, dipimpin oleh Louis, Thierry dari Elsas, Renaut I dari Bar, Amadeus III dari Savoy dan saudaranya, William V dari Montferrat, William VII dari Auvergne, dan lain-lain, bersama dengan pasukan Lorraine, Bretagne, Burgundi, dan Aquitaine. Pasukan dari Provence, dipimpin oleh Alphonse dari Tolosa, memilih untuk menunggu sampai bulan Agustus. Di Worms, Louis bergabung dengan tentara salib dari Normandia dan Inggris. Mereka mengikuti rute Conrad dengan damai, meskipun Louis datang dalam konflik dengan Geza dari Hongaria sat Geza menemukan Louis telah mempersilahkan orang Hongaria untuk bergabung dengan pasukannya. Relasi dengan Bizantium juga kecil, dan Lorrainer, yang telah maju, juga datang dengan konflik dengan orang Jerman yang perjalanannya lebih lambat. Sejak negosiasi awal diantara Louis dan Manuel, Manuel telah melaksanakan kampanye militer melawan Kesultanan Rüm, menandatangani gencatan senjata dengan Mas'ud. Ini telah dilakukan sehingga Manuel bebas mengkonsentrasikan pertahanan kekaisarannya dari tentara salib, yang telah mendapat reputasi untuk pencurian dan penghianatan sejak Perang Salib Pertama dan dituduh melakukan hal jahat di Konstantinopel. Relasi Manuel dengan pasukan Perancis lebih baik daripada dengan orang Jerman, dan Luis terhibur di Konstantinopel. Beberapa orang Perancis marah karena gencatan senjata Manuel dengan Seljuk dan melakukan penyerangan di Konstantinopel, tapi mereka dikendalikan oleh papal legate. Saat pasukan dari Savoy, Auvergne, dan Montferrat bergabung dengan Louis di Konstantinopel, melewati Italia dan menyebrang dari Brindisi menuju Durres, seluruh pasukan perahu mereka menyebrangi Bosporus menuju Asia Kecil. Dalam tradisi yang dibuat oleh Kakek dari Manuel, Alexios I, Manuel menyuruh orang Perancis untuk mengembalikan teritori manapun yang direbutnya kepada Bizantium. Mereka disemangati oleh rumor bahwa orang Jerman telah merebut Iconium, tapi Manuel menolak memberi Louis satupun pasukan Bizantium. Bizantium baru saja diserang oleh Roger II dari Sisilia, dan semua pasukan Manuel diperlukan di Balkan. Baik Jerman dan Perancis memasuki Asia tanpa bantuan Bizantium, tidak seperti Perang Salib Pertama. Orang Perancis bertemu sisa dari pasukan Conrad di Nicea, dan Conrad bergabung dengan pasukan Louis. Mereka mengikuti rute Otto dari Freising sepanjang pantai Mediterania, dan mereka tiba di Efesus pada bulan Desember, dimana mereka mempelajari kalau Turki Seljuk menyiapkan penyerangan untuk menyerang mereka. Manuel juga mengirim duta besar yang mengkomplain tentang menjarah dan merampas yang Louis lakukan disepanjang jalan, dan tidak ada tanggung jawab kalau Bizantium akan membantu mereka melawan Turki Seljuk. Setelah itu, Conrad jatuh sakit dan kembali ke Konstantinopel, dimana Manuel memeriksanya, dan Louis, tidak mendengarkan peringatan serangan Seljuk, maju keluar Efesus. Seljuk menunggu menyerang, tapi dalam pertarungan kecil diluar Efesus, orang Perancis menang, Mereka mencapai Laodicea pada bulan Januari tahun 1148, hanya beberapa hari setelah pasukan Otto dari Freising dihancurkan di daerah yang sama. Melanjutkan serangan, barisan depan dibawah Amadeus dari Savoy terpisah dari sisa pasukan, dan pasukan Louis diikuti oleh orang Turki, yang tidak menyadarinya. Orang Turki tidak mengganggu dengan menyerang lebih jauh dan orang Perancis maju ke Adalia, yang telah dihancurkan dari jauh oleh Seljuk, yang juga telah membakar tanah untuk menghindari orang Perancis dari melengkapi makanannya, baik untuk diri mereka maupun untuk orang Perancis. Louis ingin untuk melanjutkan dengan tanah demi tanah, dan telah dipilih untuk mengumpulkan armada di Adalia dan berlabuh ke Antiokhia. Setelah terlambat selama 1 bulan karena badai, hampir semua kapal yang dijanjikan tidak tiba. Louis dan koleganya mengambil kapal untuk diri mereka sendiri, dimana sisa pasukan harus melanjutkan serangan jauh ke Antiokhia. Pasukan itu hampir dihancurkan seluruhnya, baik karena orang Turki maupun karena sakit. Perjalanan menuju Yerusalem Louis tiba di Antiokhia pada tanggal 19 Maret, setelah terlambat karena badai; Amadeus dari Savoy tewas di Siprus selama perjalanan. Louis disambut oleh paman dari Eleanor, Raymond. Raymond mengharapkannya membantunya bertahan melawan Seljuk dan menemaninya dalam ekspedisi melawan Aleppo, tapi Louis menolak, dia lebih memilih untuk memasuki Yerusalem daripada fokus dalam aspek militer. Eleanor menikmatinya, tapi pamannya mau dia tetap disitu dan menceraikan Louis jika dia menolak membantunya. Louis segera meninggalkan Antiokhia dan pergi ke Kerajaan Tripoli. Setelah itu, Otto dari Freising dan sisa pasukannya tiba di Jerusalam pada awal April, setelah itu Conrad segera sampai, dan Fulk, Patriarch dari Yerusalem, dikirim untuk mengundang Louis bergabung dengan mereka. Armada yang berhenti di Lisboa tiba pada saat ini, dan juga orang Provencals dibawah Aphonse dari Tolosa. Alphonse sendiri telah tewas dalam perjalanan menuju Yerusalem, diracuni oleh Raymond II dari Tripoli, keponakannya yang takut akan aspirasi politiknya di Tripoli. Di Yerusalem, fokus perang salib berubah di Damaskus, target yang diincar oleh Raja Baldwin III dan Ksatria Templar. Conrad didesak untuk mengambil bagian dalam ekspedisi ini. Saat Louis tiba, Haute Cour bertemu di Akko pada tanggal 24 Juni. Ini adalah pertemuan paling spektakular dari Cour dalam keberadaannya: Conrad, Otto, Henry II dari Austria, Frederick I, dan William V dari Montferrat mewakili Kekaisaran Romawi Suci; Louis, Bertrand anak dari Alphonse, Thierry dari Elsas, dan raja lainnya mewakili Perancis; dan dari Yerusalem, Raja Baldwin, Ratu Melisende, Patriarch Fulk, Robert dari Craon, Raymond du Puy de Provence, Manasses dari Hierges, Humphrey II dari Toron, Philip dari Milly, dan Barisan dari Ibelin. Catatan, tidak ada yang datang dari Antiokhia, Tripoli, ataupun dari Edessa datang. Beberapa orang Perancis menyadari kalau kewajiban mereka terpenuhi, dan mau pulang; beberapa bangsawan Yerusalem menunjuk bahwa tidak bijaksana untuk menyerang Damaskus, sekutu mereka melawan Dinasti Zengid. Conrad, Louis, dan Baldwin berisikeras, dan pada bulan Juli, pasukan itu bersiap di Tiberias. Pertempuran Damaskus Tentara Salib memilih untuk menyerang Damaskus dari timur, dimana kebun akan memberi mereka makanan konstan. Mereka tiba pada tanggal 23 Juli, dengan pasukan Yerusalem di garis depan, diikuti dengan Louis dan lalu Conrad sebagai penjaga belakang. Orang Muslim berisap untuk serangan dan langsung menyerang pasukan yang maju menuju perkebunan. Pasukan Salib mampu melawan mereka dan mengejar mereka kembali ke Sungai Barada dan menuju Damaskus; setelah tiba diluar tembok kota, mereka langsung menyerang Damaskus. Damaskus telah meminta bantuan dari Saifuddin Ghazi I dari Aleppo dan Nuruddin dari Mosul, dan vizier, Mu'inuddin Unur, memimpin serangan yang tidak berhasil pada kemah pasukan salib. Ada konflik pada kedua kemah: Unur tidak mempercayai Saifuddin atau Nuruddin dari menguasai seluruh kota jika mereka menawarkan bantuan; dan pasukan salib tidak setuju siapa yang akan mendapatkan kota jika mereka merebutnya. Pada 27 Juli, pasukan salib memilih untuk bergerak ke bagian timur kota, yang lebih sedikit pertahanannya, tetapi memiliki sedikit persediaan makanan dari air. Nuruddin telah tiba dan tidak mungkin untuk kembali ke posisi mereka yang terbaik. Pertama Conrad, lalu sisa dari pasukan, memilih untuk mundur ke Yerusalem. Akibat Semua sisi merasa dikhianati oleh yang lain. Rencana lain baru dibuat untuk menyerang Ascalon, dan Conrad membawa pasukannya kesana, tapi tidak ada bantuan tiba, karena tidak ada kepercayaan karena kegagalan serangan Damaskus. Ekspedisi Ascalon ditinggalkan, dan Conrad kembali ke Konstantinopel, dimana Louis tetap berada di Yerusalem sampai tahun 1149. Kembali ke Eropa, Bernard dari Clairvaux juga dipermalukan, dan ketika dia hendak memanggil perang salib yang gagal, dia mencoba memisahkan dirinya dari fiasco perang salib kedua. Dia meninggal pada tahun 1153. Serangan Damaskus membawa malapetaka kepada Yerusalem: Damaskus tidak lagi percaya kepada Kerajaan Tentara Salib, dan Kota itu diambil oleh Nuruddin pada tahun 1154. Baldwin III akhirnya mengepung Ascalon pada tahun 1153, dimana membawa Mesir kedalam konflik ini. Yerusalem mampu membuat kemajuan memasuki Mesir, dengan singkat merebut Kairo pada tahun 1160. Namun, relasi dengan Kekaisaran Bizantium dicampur, dan bantuan dari barat jarang setelah bencana dari perang salib kedua. Raja Amalric I dari Yerusalem bersekutu dengan Bizantium dan berpartisipasi dalam invasi Mesir tahun 1169, tapi ekspedisi ini gagal. Pada tahun 1171, Saladin, keponakan dari salah satu jendarl Nuruddin, menjadi Sultan Mesir, mempersatukan Mesir dan Siria dan mengepung kerajaan tentara Salib. Setelah itu, aliansi dengan Bizantium berakhir dengan kematian kaisar Manuel I pada tahun 1180, dan pada tahun 1187, Yerusalem diserang dan direbut oleh Saladin. Pasukannya lalu menyebar ke utara dan merebut semua ibukota dari semua daerah yang direbut tentara salib, menyulut terjadinya Perang Salib Ketiga.

Sejarah Sepadah BMX

Pada akhir 1960-an Southern California menjadi tempat kelahiran dari BMX. Pada saat itu olahraga motorcross sangat populer dan remaja berusaha untuk meniru olahraga mulai melakukannya pada sepeda. Anak-anak mereka sepeda Schwinn diubah menjadi sepeda kotoran buatan sendiri dan naik pada trek yang mereka buat sendiri. olahraga itu tak pernah sampai ke pencetus permainan yang mereka terorganisir dan diadakan lomba dengan pembalap nomor dalam suasana kompetitif.
BMX bikes yang awalnya digunakan adalah tidak benar-benar dimaksudkan untuk tujuan tersebut. Sepeda BMX yang awalnya digunakan adalah tidak benar-benar dimaksudkan untuk tujuan tersebut. Pada saat itu sebagian besar sepeda di pasar dibuat untuk transportasi dan mereka semua memiliki desain dasar yang sama. Pada saat itu sebagian besar sepeda di pasar dibuat untuk transportasi dan mereka semua memiliki desain dasar yang sama. Sepeda yang paling populer adalah Schwinn Sting-Ray, sepeda ini berbeda dengan penawaran saat ini pada saat itu. Sepeda ini berbeda dengan penawaran saat ini pada saat itu. Ia dirancang untuk memanfaatkan minat sepeda motor dan mobil otot dan anak-anak menyukainya. The Schwinn Sting-Ray cepat menangkap pasar dan penerima 70 persen dari seluruh penjualan sepeda dalam waktu lima tahun peluncurannya. Awal BMX Riders akan memodifikasi Schwinn Sting-Ray dan ras di ras kecil lokal. Menyelenggarakan balap sepeda BMX pertama diadakan di California Selatan pada tahun 1971 dan diselenggarakan oleh Scot Breithaupt. Penunggang kuda buatan sendiri memakai jas dan gigi dan melaju di jalur yang mereka buat sendiri. Dalam empat tahun acara ini produsen mulai memproduksi sepeda BMX dengan roda 20 inci yang dibuat khusus untuk olah raga dan perlombaan pro pertama diselenggarakan. Pada awal 1980-an olahraga etch mulai masuk ke budaya populer dan popularitas BMX tumbuh dengan langkah cepat. Penunggang tidak hanya ingin balapan sepeda mereka lagi, mereka terus menguji batas-batas dengan trik. Banyak pengendara mulai meniru trik skateboard dilakukan pada sepeda mereka dan pada akhirnya hal ini menyebabkan pengembangan naik BMX freestyle. Pada awal 1990-an dunia BMX telah menjadi ekstrim dan seluruh penunggang dunia adalah pengujian batas sepeda mereka dan diri mereka sendiri dalam mengejar trik baru. Kira-kira pada waktu yang dunia olahraga ekstrim mulai mengembangkan pengakuan dan ESPN melihat potensi untuk berikut besar. ESPN hosted the first X Games in 1995 in Rhode Island and BMX was introduced to the mainstream. Host ESPN X Games pertama pada 1995 di Rhode Island dan BMX diperkenalkan ke arus utama. X Games BMX Riders disediakan sebuah Olimpiade seperti kompetisi dan eksposur bahwa mereka bisa tidak pernah membayangkan. Penunggang mulai melihat kesempatan untuk membuat karir yang sah untuk diri mereka sendiri sebagai pengendara BMX dan kesepakatan televisi dan dukungan diikuti. Anak-anak di seluruh negeri memiliki aspirasi baru untuk menjadi seperti penunggang mereka melihat di X Games dan perjalanan dunia bersaing dalam olahraga BMX. Banyak kompetisi baru mengikuti Games X dan pengendara memiliki lebih banyak kesempatan setiap tahun untuk bersaing di sirkuit BMX pro. Profesional pengendara BMX sekarang atlet profesional aktual dan banyak gaji dan ketenaran sebanding dengan bintang NFL. Banyak Artikel Baru mengikuti Kompetisi X Games Dan pengendara memiliki banyak kesempatan terkait masih berlangsung Tahun lebih bersaing untuk Artikel Di sirkuit BMX BMX pro. atlet penunggang Profesional Dan aktual sekarang banyak profesional ketenaran gaji sebanding Artikel Baru Dan Bintang NFL.

Rabu, 11 April 2012

Sejarah Laptop

Ide pembuatan komputer portable ini sebenarnya sudah digagas pada tahun 1970-an. Gagasan tersebut pertama kali dicetuskan oleh Alan Kay. Beliau adalah seorang ilmuwan komputer dari Amerika dan lahir pada 17 Mei 1940. Alan Kay sudah mengagas komputer portable ini sebelum orang lain membayangkannya. Dan ide dari Alan ini disambut oleh Adam Osborne. Beliau adalah publisher software dan bekerja di sebuah penerbitan buku di Amerika, lahir paa 6 Maret 1939 di Bangkok dan meninggal pada 18 Maret 2003 di Kodaikanal, India.
Proyek komputer portable pertama ini diberi nama "Osborne 1". Dirilis pada bulan April 1981 oleh Osborne Computer Corporation. Memiliki berat 23,5 pon atau sekitar 10,7 kg dan berharga $1795 atau sekitar 16 jutaan rupiah. Alat ini mungkin terlihat aneh ya, berukuran super besar dan dilengkapi layar monitor 5 in. Menggunakan sambungan listrik dengan baterai cadangan dan 2 floppy drive ukuran 5 ¼ in, modem port, dan keyboard. Kemudian penemuan itu terus dikembangkan hingga sekarang dan mungkin saat ini Anda sedang menggunakannya. Untuk kata laptop sendiri, saya belum dapat info yang pasti. Namun, pendapat sebagian orang kata laptop berarti "dipangku atas", jadi definisinya adalah komputer pribadi yang agak kecil, yang dapat dibawa-bawa dan dapat ditempatkan di pangkuan pengguna, terdiri atas satu perangkat yang mencakupi papan tombol, layar tampilan, mikroprosesor, biasanya dilengkapi dengan baterai yang dapat diisi ulang.

Sejarah Baterai

Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu: - batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai) - seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai) - pasta sebagai elektrolit (penghantar) Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang biasa terdapat pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga dengan baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder. Baik baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya bersifat mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai primer hanya bisa dipakai sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction). Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction).
Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Volta lahir di Como, Italia, dan mengajar di sekolah-sekolah umum di sana. Pada 1774 ia menjadi profesor fisika di Sekolah Royal di Como. Setahun kemudian, ia memperbaiki dan mempopulerkan electrophorus, sebuah alat yang menghasilkan muatan listrik statis. promosinya itu begitu luas sehingga ia sering dikreditkan dengan penemuannya, meskipun mesin yang beroperasi dalam prinsip yang sama pada tahun 1762 digambarkan oleh profesor Swedia Johan Wilcke. Volta merupakan seorang fisikawan Italia. Ia terutama dikenal karena mengembangkan baterai pada tahun 1800. Ia melanjutkan pekerjaan Luigi Galvani dan membuktikan bahwa teori Galvani yaitu efek kejutan kaki kodok adalah salah. Secara fakta, efek ini muncul akibat 2 logam tak sejenis dari pisau bedah Galvani. Berdasarkan pendapat ini, Volta berhasil menciptakan Baterai Volta (Voltac Pile). Atas jasanya, satuan beda potensial listrik dinamakan volt. Pada 1776-1777 Volta mempelajari kimia gas. Ia menemukan metana dengan mengumpulkan gas dari rawa-rawa. Dia merancang percobaan seperti pembakaran metana oleh percikan listrik dalam wadah tertutup. Volta juga mempelajari apa yang sekarang kita sebut kapasitansi listrik, pengembangan sarana terpisah untuk belajar baik potensial listrik (V) dan muatan (Q), dan menemukan bahwa untuk suatu objek mereka proporsional. Hal ini mungkin disebut Volta Hukum tentang kapasitansi, dan kemungkinan untuk pekerjaan ini unit potensi listrik itu disebut Volt. Pada tahun 1779 ia menjadi profesor fisika eksperimental di Universitas Pavia, ia menduduki kursi selama hampir 25 tahun. Pada 1794, Volta menikahi Teresa Peregrini, yang mengangkat tiga anak, Giovanni, Flaminio dan Zanino. Dalam menghormati karyanya, Volta dibuat menghitung oleh Napoleon pada tahun 1810. Lebih jauh lagi, ia digambarkan pada 10.000 Lire Italia (tidak lagi dalam sirkulasi) bersama dengan sketsa terkenal volta Pile. Volta mulai belajar sekitar 1791, "listrik" hewan dicatat oleh Luigi Galvani ketika dua logam berbeda yang dihubungkan secara seri dengan kaki katak dan satu sama lain. Volta menyadari bahwa kaki katak menjabat baik sebagai konduktor listrik (elektrolit) dan sebagai detektor listrik. Dia diganti kaki katak oleh kertas direndam air garam-, dan mendeteksi aliran listrik dengan cara lain yang dia kenal dari studi sebelumnya. Dengan cara ini dia menemukan seri elektrokimia, dan hukum bahwa gaya gerak listrik (ggl) dari sebuah sel galvanik, yang terdiri dari sepasang elektroda logam yang dipisahkan oleh elektrolit, perbedaan antara dua elektroda potensi mereka. Ini dapat disebut Hukum Volta tentang seri elektrokimia. Pada tahun 1800, sebagai hasil dari perselisihan profesional atas tanggapan galvanik dianjurkan oleh Galvani, dia menciptakan tumpukan volta, baterai listrik awal, yang menghasilkan arus listrik stabil. Volta telah menentukan bahwa pasangan yang paling efektif logam berbeda untuk menghasilkan listrik seng dan perak. Awalnya dia bereksperimen dengan sel individu dalam seri, setiap sel menjadi piala anggur diisi dengan air garam dimana dua elektroda berbeda adalah mencelupkan. Tumpukan volta menggantikan gelas dengan karton direndam dalam air garam. Dalam mengumumkan penemuan tumpukan, Volta penghormatan kepada pengaruh William Nicholson, Tiberius Cavallo dan Abraham Bennet. Sebuah penemuan tambahan dirintis oleh Volta, adalah pistol yang dioperasikan jarak jauh. Dia menggunakan botol Leyden untuk mengirim arus listrik dari Como ke Milan (50 km atau 30 mil). Arus dikirim sepanjang kabel yang terisolasi dari tanah dengan papan-papan kayu. Temuan ini merupakan pelopor penting dari ide telegraf, yang juga memanfaatkan arus untuk berkomunikasi. Baterai yang dibuat oleh Volta dikreditkan sebagai sel elektrokimia pertama. Ini terdiri dari dua elektroda: yang terbuat dari seng, yang lain dari tembaga. elektrolit adalah asam sulfat atau campuran air garam garam dan air. elektrolit yang ada dalam bentuk 2H + dan SO42-. Seng, yang lebih tinggi dari tembaga dan hidrogen dalam seri elektrokimia, bereaksi dengan sulfat bermuatan negatif. (SO42-) Ion-ion hidrogen bermuatan positif (proton) menangkap elektron dari tembaga, membentuk gelembung gas hidrogen, H2. Hal ini membuat seng batang elektroda negatif dan tembaga batang elektroda positif. Baterai yang dibuat oleh Volta dikreditkan sebagai sel elektrokimia pertama. Ini terdiri dari dua elektroda: yang terbuat dari seng, yang lain dari tembaga. elektrolit adalah asam sulfat atau campuran air garam garam dan air. elektrolit yang ada dalam bentuk 2H + dan SO42-. Seng, yang lebih tinggi dari tembaga dan hidrogen dalam seri elektrokimia, bereaksi dengan sulfat bermuatan negatif. (SO42-) Ion-ion hidrogen bermuatan positif (proton) menangkap elektron dari tembaga, membentuk gelembung gas hidrogen, H2. Hal ini membuat seng batang elektroda negatif dan tembaga batang elektroda positif.

Sejarah Aspal

Sejarah penggunaan aspal telah dimulai sejak ribuan tahun sebelum masehi oleh bangsa Sumeria dan Mesopotamia. Mereka menggunakan aspal (bitumen) sebagai lapis pengedap untuk bak mandi maupun kolam-kolam air di istana dan kuil. Aspal yang digunakan adalah aspal yang didapat secara alami. Aspal terdapat di alam dalam bentuk lake asphalt (seperti dodol) dan rock asphalt (biasanya keras, campuran dari aspal, tanah, kapur, dan lempung). Aspal tercatat pertama kali digunakan sebagai bahan konstruksi jalan, terjadi di Babilonia sekitar tahun 625 SM pada masa kekuasaan Raja Naboppolassar seperti yang tercatat dalam prasasti peninggalannya. Istilah aspal berasal dari bahasa Yunani kuno asphaltos, kemudian bangsa Romawi mengubahnya menjadi asphaltus, lalu diadaptasi ke dalam bahasa Inggris menjadi asphalt, dan kita menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi aspal. Berabad kemudian setelah jaman Babilonia, Sir Walter Raleigh menuliskan dalam catatannya (tahun 1595) tentang penemuan deposit lake asphalt di Trinidad, dekat pantai Venezuela. Dia menggunakan aspal tersebut sebagai pelapis dinding kapalnya. Sejarah penggunaan aspal untuk pembuatan jalan di abad modern dapat ditelusur kembali pada masa abad ke 18. Seorang insinyur Inggris yang bernama John Metcalf (lahir 1717) harus membangun jaringan jalan di Yorkshire dengan total panjang hampir 300 km. Jalan dibuat dengan batuan berukuran besar diletakkan di bawah sebagai pondasi yang kuat, kemudian di atasnya diberi batu galian, lalu kerikil sebagai lapis penutup. Thomas Telford membangun jaringan jalan di Skotlandia pada tahun 1803-1821 sepanjang hamper 1.500 km. Telford menyempurnakan metode pembuatan jalan Metcalf, dengan mengganti batu galian dengan batu pecah. Ketebalan lapisan batu pecah juga sudah dihitung berdasar karakter lalu lintas yang akan melintasi. John Metcalf Pada saat yang hampir bersamaan, John Loudon McAdam secara terpisah membangun jalan-jalan masuk menuju Skotlandia mirip dengan cara Telford. McAdam juga menemukan tanah yang terikut dalam keadaan kering tidak akan turun ke dasar jalan. McAdam mengatur batuan sedemikian rupa sehingga bertemu antar sudutnya dan membentuk permukaan yang kuat / keras. Pada masa-masa berikutnya, metode konstruksi ini diperbaiki untuk mengurangi debu jalanan di musim kemarau dengan cara disiram ter panas. Metode ini disebut dengan lapis tarmacadam. John Loudon McAdam Baru pada tahun 1870 campuran aspal digunakan untuk pembangunan jalan, yang dilakukan oleh seorang ahli kimia Belgia, yang bernama Edmund J. DeSmedt, ketika membangun jalan di depan balai kota Newark, New Jersey, USA. Campuran yang digunakan adalah pasir dan aspal alam dari Trinidad. Hasil yang memuaskan membuat para kontraktor pembangun jalan segera memanfaatkan aspal sebagai bahan konstruksi pada proyek-proyek pembangunan jalan yang dikerjakan. Penggelaran hotmix aspal pada abad 18 Pada masa ini, aspal yang digunakan maupun campuran hotmix yang diproduksi belumlah memakai spesifikasi seperti yang kita kenal sekarang. Oleh karena proyek pembangunan jalan yang menggunakan aspal mulai meningkat banyak, untuk mempertahankan kualitas hasil yang baik, Pemerintah Kota New York hanya mensyaratkan penggunaan batu bata atau batu granit, namun dengan jaminan selama 15 tahun baik untuk material maupun pelaksanaan. Karena pengetahuan kontraktor masih terbatas, banyak jalan yang tidak dapat bertahan selama 15 tahun, dan sebagai akibatnya banyak kontraktor yang bangkrut. Akibat lanjutannya adalah proyek-proyek jalan berikutnya menjadi meningkat harganya untuk mengkompensasi garansi selama 15 tahun tersebut. Sampai tahun 1900an, hampir seluruh aspal yang digunakan berasal dari aspal alam Trinidad. Di sisi lain, mulai banyaknya penemuan sumur-sumur minyak bumi membuat perkembangan kilang (refinery) semakin banyak dan meluas. Dari pengoperasian kilang ternyata juga dihasilkan aspal. Akhirnya, pada tahun 1907 aspal yang dihasilkan dari kilang telah menggeser penggunaan aspal alam Trinidad, karena aspal kilang lebih murah harganya. Produksi HMA (Hot-Mix Asphalt, selanjutnya disebut hotmix saja) pertama kali dilakukan secara manual, dengan cara memanaskan batuan atau pasir di atas plat besi dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Lalu aspal dituang, dan pekerja kemudian mengaduk-aduk (membolak-balik) secara manual. Penggunaan alat pengaduk, mixer, secara mekanis pertama kali dilakukan di Paris pada tahun 1854, namun masih sangat sederhana dan terbatas, sehingga untuk memproduksi satu batch saja perlu waktu empat jam. Fasilitas produksi hotmix pertama yang memiliki komponen-komponen dasar seperti yang kita pahami sekarang dibangun oleh perusahaan Warren Brothers di East Cambridge tahun 1901. Rotary drum dan rotary drier pertama kali digunakan untuk produksi hotmix pada tahun 1910. Mekanisasi sistem pengumpan dingin mulai diterapkan tahun 1920, sementara vibrating screen dan sistem injeksi tekanan (untuk pembakaran) mulai ditambahkan sejak tahun 1930. Rombongan peralatan kontraktor akan menggelar hotmix, awal abad 19 (saat ini dikenal sebagai mob-demob peralatan) Metode pelaksanaan (konstruksi) juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada masa awal, setelah hotmix dituang di lokasi proyek, lalu disebar dan diratakan dengan tangan lalu dipadatkan dengan roller yang masih ditarik dengan kuda. Tahun 1920 tercatat penggunaan pertama spreader secara mekanis untuk menghampar hotmix (mengadop dari pelaksanaan pekerjaan beton). Tahun 1930, Sheldon G. Hayes adalah orang yang pertama menggunakan finisher (tipe Barber-Greene) untuk menyebar atau menghampar hotmix. Finisher ini terdiri atas unit traktor dan screed yang dilengkapi dengan vertical tamping bar. Tandem Roller (stoom) awal abad 19 Dumptruck (awal abad 19) sedang menuang hotmix. J.S. Helm, President of the Asphalt Institute, pada tahun 1939 menyatakan bahwa aspal sudah menjadi material yang sangat penting untuk pembangunan maupun pemeliharaan jalan. Dalam waktu empat tahun, 1934-1937, jalan yang dibangun dengan HMA (hotmix asphalt) sudah lebih dari 80%. Selama perang dunia kedua teknologi peningkatan kualitas aspal maupun metode konstruksi jalan berkembang pesat seiring dengan kebutuhan dunia militer untuk mengakomodasi pergerakan dan mobilisasi alat-alat perang yang relatif berat. Ketika perang selesai dan orang banyak berpindah ke perkotaan, proyek-jproyek jalan di Amerika mengalami masa booming. Pada tahun 1956, Konggres Amerika menyetujui undang-undang pembangunan jalan yang menelan dana hingga USD 51 milyar untuk pembangunan jalan nasional saja (bandingkan dengan anggaran Binamarga untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional tahun 2008 ini yang hanya berkisar USD 2 milyar; inipun setelah ada kesadaran dari Pemerintah Indonesia untuk memperbaiki infrastruktur jalan, masa-masa sebelumnya hanya maksimal separuhnya). Lonjakan proyek-proyek jalan ini membuat kontraktor membutuhkan peralatan yang lebih besar kapasitasnya dan juga lebih bagus kinerjanya. Paver dengan sistem kontrol elektronik untuk mengatur level penghamparan hotmix mulai diperkenalkan tahun 1950, sedang screed yang dilengkapi dengan kontrol mulai digunakan tahun 1960an. Finisher yang dapat digunakan untuk menghampar dua lajur sekaligus mulai digunakan tahun 1968. Salah satu inovasi peralatan yang cukup penting untuk dunia konstruksi jalan adalah dengan diperkenalkannya alat angkut hotmix yang dapat membuang dari bawah (saat ini kita mengenalnya dengan sebutan dumptruck), sehingga hotmix dapat dimasukkan ke bagian depan paver (finisher), dan paver dapat beroperasi secara terus-menerus. Sampai tahun 1950an, pemadatan hotmix di lapangan hanya menggunakan tandem roller yang ringan ditambah dengan three-wheel roller yang berat. Saat ini, pemadatan sudah dilakukan dengan 5

Senin, 09 April 2012

Sejarah Cleopatra

Cleopatra VII Philopator (Januari 69 SM – 12 Agustus 30 SM), adalah ratu Mesir kuno, anggota terakhir dinasti Ptolemeus. Walaupun banyak ratu Mesir lain yang menggunakan namanya, dialah yang dikenal dengan nama Cleopatra, dan semua pendahulunya yang bernama sama hampir dilupakan orang. Ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara laki-laki sekaligus suaminya: Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya anaknya Caesarion. Cleopatra berhasil mengatasi kudeta yang dirancang oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan dilanjutkan Mark Antony. Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari Mark Antony (dua diantaranya adalah kembar). Cleopatra bunuh diri sewaktu Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang Mesir, dengan cara memasukkan tangannya sendiri kedalam keranjang penuh ular berbisa ( Asp / sejenis Cobra asal Afrika Utara). Kisah hidupnya sering didramatisasikan dalam berbagai bentuk karya, termasuk "Antony and Cleopatra" dari William Shakespeare dan beberapa film modern. Masa kecil Sedikit yang diketahui tentang masa kecil Cleopatra, tetapi Cleopatra berdarah Yunani, bukan keturunan Mesir. Ia dilahirkan pada awal tahun 69 SM, anak ke-3 dari 6 orang dan lahir di kalangan Dinasti Ptolemaik Yunani. Ia mempunyai 2 orang kakak dan seorang adik perempuan serta dua adik laki-laki. Ia dilahirkan dan dibesarkan di Alexandria yang merupakan kota terbesar dan termewah saat itu. Kerajaan dari ayah Cleopatra tidak aman akibat tekanan dan konflik dari luar dan dalam perebutan kekuasaan, serta konflik dalam seperti pemerintahan sentralisasi dan korupsi politik. Hal ini memimpin pemberontakan dan hilangnya Siprus dan Cyrenaica yang menyebabkan masa kekuasaan Ptolemeus sebagai salah satu yang paling mematikan di dinasti tersebut. Semasa kecil, Cleopatra telah melihat persengketaan dalam keluarganya sendiri. Dikatakan bahwa ayahnya selamat dari 2 usaha pembunuhan ketika seoragn pelayan menemukan ular berbisa yang mematikan di tempat tidurnya dan pelayan yang mencicipi minuman anggur tuannya yang selanjutnya pelayan tersebut meninggal. Kakak perempuan tertuanya, Tryphaena juga mencoba untuk meracuni Cleopatra sehingga ia mulai menggunakan juru cicip. Ketika ia berusia belasan tahun, ia menyaksikan kejatuhan ayahnya sendiri dan ayahnya menjadi boneka Kekaisaran Romawi akibat beban utang yang terlalu tinggi, tetapi masih berharap agar Romawi tidak menaklukan Mesir. Keadaan itu menyebabkan Ptolemeus XII diusir rakyat dari Alexandria yang akhirnya melarikan diri ke Romawi. Pada tahun 58 SM, ibunya, Cleopatra V mengambil alih pemerintahan bersama anaknya, Berenice IV dengan bantuan gubernur Suriah yang dikuasai Romawi, Aulus Gabinius selama setahun hingga ibunya meninggal, lalu Berenice IV memerintah sendiri. Ptolemeus XII menggulingkan anak perempuan tertuanya pada tahun 55 SM dan menghukum mati anaknya, Berenice IV. Kakak perempuan Cleopatra lainnya, Tryphaena mengambil tahta dan tidak lama kemudian ia meninggal yang menyisakan Cleopatra dengan suaminya dan adiknya, Ptolemeus XIII sebagai penerus tahta. Naik tahta Ptolemeus XII meninggal pada bulan Maret tahun 51 SM, membuat Cleopatra yang saat itu berusia sekitar 18 tahun dan Ptolemeus XIII yang berusia sekitar 12 tahun sebagai pemimpin gabungan. 3 tahun pertama kekuasaan mereka sulit karena permasalahan ekonomi, kelaparan, banjir sungai Nil dan konflik politik. Walaupun Cleopatra menikahi adiknya, ia menunjukan bahwa ia tidak memiliki keinginan untuk berbagi kekuasaan dengannya. Diturunkan dari tahta Pada bulan Agustus tahun 51 SM, relasi mereka rusak. Cleopatra menurunkan nama Ptolemeus dari dokumen resmi dan wajahnya muncul sendiri di uang koin yang berada diluar tradisi Ptolemaik yang menyatakan bahwa pemimpin wanita dibawahkan oleh pemimpin laki-laki. Hal ini menghasilkan kelompok rahasia orang yang tidak termasuk dalam istana, dipimpin oleh eunuch Pothinus, menurunkan Cleopatra dari kekuasaan dan menjadikan Ptolemeus pemimpin pada tahun 48 SM (atau lebih awal, dan terdapat sebuah dekrit pada tahun 51 SM dengan nama Ptolemeus sendiri). Ia mencoba untuk melakukan pemberontakan disekitar Pelusium, tapi ia terpaksa melarikan diri dari Mesir dengan adiknya yang tersisa, Arsinoe. Kembali naik tahta Ketika Cleopatra pergi dari Mesir, Pompey melibatkan diri dalam perang saudara Romawi. Pada musim gugur tahun 48 SM, Pompey melarikan diri dari pasukan Julius Caesar ke Alexandria dan mencari suaka. Ptolemeus saat itu berusia 15 tahun dan menunggu kedatangannya. Pada tanggal 28 September 48 SM, Pompey dibunuh oleh salah satu mantan opsirnya yang sekarang bekerja untuk Ptolemaik. Ia dipenggal di depan istri dan anaknya, yang berada di kapal yang baru saja ia turuni. Ptolemeus berpikir bahwa dengan ia telah memerintahkan kematian Pompey untuk menyenangkan Julius Caesar. Hal ini adalah kesalahan Ptolemeus yang besar. Ketika Caesar tiba di Mesir dua hari kemudian, Ptolemeus memberikan kepala Pompey. Caesar yang melihat hal ini sangat marah karena fakta bahwa walaupun ia musuh politik Caesar, Pompey adalah konsul Roma dan duda dari anak Julis Caesar, Julia. Caesar menguasai ibukota Mesir dan menjadikannya wasit dari klaim antara Ptolemeus dan Cleopatra. Cleopatra mengambil kesempatan ini dan kembali ke istana dan bertemu dengan Caesar. Dipercaya bahwa Caesar terpesona dengan langkahnya, dan Cleopatra menjadi kekasihnya. 9 bulan setelah pertemuan pertama mereka, Cleopatra melahirkan bayi. Pada saat ini, Caesar meninggalkan rencananya untuk menggabungkan Mesir, dan mendukung klaim Cleopatra atas tahta. Setelah perang saudara pendek, Ptolemeus XIII tenggelam di sungai Nil dan Caesar mengembalikan Cleopatra ke tahtanya, dengan adiknya yang lain Ptolemeus XIV sebagai wakil pemimpin baru. Hubungan Cleopatra dengan Julius Caesar Walaupun perbedaan umur Cleopatra dan Julius Caesar sebesar 30 tahun, Cleopatra dan Caesar menjadi kekasih selama Caesar berada di Mesir tahun 48 SM sampai 47 SM. Mereka bertemu ketika Cleopatra berusia 21 tahun dan Caesar berusia 50 tahun. Pada tanggal 23 Juni 47 SM, Cleopatra melahirkan Ptolemeus Caesar (disebut "Caesarion" yang berarti "Caesar kecil"). Cleopatra mengklaim Caesar sebagai ayahnya dan berharap untuk menjadikan anak itu sebagai ahli waris, tetapi Caesar menolak dan lebih memilih cucu lelakinya, Octavian. Caesarion dimaksudkan untuk mewarisi Mesir dan Romawi, menyatukan timur dan barat. Cleopatra dan Caesarion mengunjungi Roma pada tahun 47 SM sampai tahun 41 SM dan hadir ketika Caesar dibunuh pada tanggal 15 Maret 44 SM. Sebelum atau sesudah pembunuhan, ia kembali ke Mesir. Ketika Ptolemeus XIV meninggal karena kesehatannya memburuk, Cleopatra menjadikan Caesarion penerusnya. Untuk menjaganya dan Caesarion, adiknya Arsinoe meninggal.